Ini adalah ajaran hidayat jati, yang menejelaskan keberadaan serta kedudukannya sebagai ilmu makrifat, hasil akhir dari riwayat wirid yang merupakan nasehat yang baik dari para wali yang berada di tanah Jawa, sepeninggalnya beliau Kanjeng Susuhunan ing Ngampel Denta (Sunan Ampel), bersama-sama berinisiatif mengawali dengan membuka doa-doa yang menjadi inti atau sari nasehat yang didalamnya menggambarkan ilmu kesempurnaan masing-masing dan bermula dari dalil, hadist, ijmak dan kiyas, seperti yang telah disebutkan di dalam wirid, dan urut-urutannya sebagai berikut dibawah ini :
Yang pertama bersamaan dengan masa awal berdirinya negeri demak, para walI yang mau memberikan ajarannya hanya delapan orang :
1. Kanjeng Susuhunan di Giri Kadhaton, ajarannya tentang bisikan adanya Dzat.
2. Kanjeng Susuhunan di Tandhes, ajarannya tentang wedharan keberadaan Dzat
3. Kanjeng Susuhunan di Majagung, ajarannya tentang keleluasaan keberadaan Dzat.
4. Kanjeng Susuhunan di Bonang, ajarannya tentang terbukannya tata mahliga di dalam Betal makmur.
5. Kanjeng Susuhunan di Warywapada, ajarannya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam. 6. Kanjeng Susuhunan di Kalinyamat, ajarannya tentang menetapkan kekuatan iman.
7. Kanjeng Susuhunan di Gunung Jati, ajaranya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam.
8. Kanjeng Susuhunan di Kajenar, ajarannya mengenai sasahidan.
Yang kedua bersamaan dengan masa berakhimya negeri Demak hingga menuju Pajang, para wali yang bersedia memberikan ajarannya hanya delapan orang seperti yang tertera dibawah ini :
1. Kanjeng Susuhunan di Giri Parapen, ajarannya tentang bisikan adanya Dzat.
2. Kanjeng Susuhunan di Derajat, ajarannya tentang wedaharan keberadaan Dzat.
3. Kanjeng Susuhunan di Atas Angin, ajarannya tentang getaran keberadaan Dzat.
4. Kanjeng Susuhunan di Kalijaga, ajarannya tentang terbukannya tata malige di dalam Betal makmur, kemudian menerangkan tentang segala hal yang berhubungan dengan ajaran tersebut, yang nantinya akan diterapkan pada Dzat yang hidup semuannya saja tanpa terkecuali, tatapi susunaannya belum diurutkan berdasarkan tempatnya masing-masing .
5. Kanjeng Susuhunan di Tembayat dan Kanjeng Susuhunan di Kalijaga, ajarannya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam.
6. Kanjeng Susuhunan di Padusan, ajarannya tentang terbukannya tata malige di dalam Betal mukhadas.
7. Kanjeng Susuhunan di Kudus, ajarannya tentang menetapkan kekuatan iman di dalam diri.
8. Kanjeng susuhunan di Geseng, ajarannya mengenai sasahidan.
Adapun ajaran yang telah d isebutkan diatas , kenyataannya adalah walaupun berbeda satu dengan lainnya tetap menjadi satu kesatuan, karena kesemuannya itu adalah berasal dari ajaran yang didapat dari Kanjeng Susuhunan di Ampel Denta (Sunan Ampel). Setelah sampai pada masa kerajaan Mataram, oleh beliau yang berkedudukan sebagai raja pada waktu itu adalah ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma, ajaran yang terdiri atas delapan tingkatan tersebut dijabarkan menjadi satu ajaran saja, hal itu telah dimusyawarahkan dengan pandangan dan pengetahuan para ahli ilmu dan akhirnya dicapailah mufakat bahwa ingkang Sinuwun telah menetapkan ajaran-ajaran tersebut seperti yang tercantum dibawah ini :
1. Panembahan Purbaya.2. Panembahan Ratu Pekik.
3. Panembahan Juru Kithing.
4. Pangeran di Kadilangu.
5. Pangeran di Kudus.
6. Pangeran di Tembayat.
7. Pangeran di Kajoran.
8. Pangeran di Wongga.
9. Panembahan Juminah.
Adapun ajaran yang telah menjadi satu tersebut, perjalanannya bersama-sama berasal dari cuplikan ataupun semacam kutipan kitab tasawuf semuanya, urutannya satu persatu berpatokan dari dalil ilmu, sebagai petunjuk didalam menjalankan atau melaksanakan apa yang telah diperintahkan Pangeran Yang Maha Suci (Allah SWT) kepada Utusan-nya yaitu Nabi Musa Kalamollah, apabila manusia itu keberadaannya berasal dari Dzat yang bersifat tunggal.
Demikian yang telah diterangkan menjadi tumbuhnya ilmu Makrifat, seperti wirid para Nabi, para Wali di jaman dahulu, yang selanjutnya dikiyas oleh para auliya dan menjadi pembuka bagi ajaran masing-masing. Sesudah menjadi satu oleh keinginan ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Agung di kerajaan Mataram, beliau menyetujui keberadaan ilmu makrifat, yang telah menjadi ajaran para wali terdahulu dan lama-kelamaan ajaran tersebut berkembang terus-menerus, menjadi ilmu makrifat yang mendapat pengaruh akibat perbedaan dari banyaknya para ilmuwan yang sangat bijaksana dan ahli dibidangnya dalam urusan penyebaran ilmu makrifat, dengan caranya sendiri.
Ada juga yang menjalankan ajaran pelengkap saja seperti ilmu talak dengan ilmu patah dan sebagainya, yaitu ilmu pendukung dari ilmu makrifat seperti halnya ilmu sosorogan. Maka dimasa sekarang di Kedhung Kol Penganten, yang letaknya disebelah selatan kedhung Kol Pengaten, dengan ditandai tahun “dua sembilan warga sinuta (candra sengkala) dari dalam tahun alip” : satu tujuh tujuh sembilan, jatuh pada ‘il-am’. Dengan menyebut nama Allah SWT, demikian kurang lebihnya urutan ilmu makrifat, menurut ajaran delapan tingkat yang telah dikelompokkan menjadi satu. Serat Wirid ini menjadi yang pertama, milik sampeyan dalem ingkang Sinuwun Kanjeng Sunan Pakubuwana yang ketujuh di negara Surakarta Hadiningrat. Uraiannya akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh para Putra Pangeran serta dan Cucu Pangeran sampai turunannya nantinya.
Download Terjemah serat wirid hidayat jati PDF, ePUB dan DOC
Terjemah serat wirid hidayat jati ini bisa panjenengan download dalam format PDF, ePub maupun doc agar dapat dbaca secara offline menggunakan HP ataupun komputer.
Untuk membaca serat wirid hidayat jati PDF di komputer, pastikan komputer panjenengan sudah terinstall Adobe Acrobat Reader. Jika belum silahkan download adobe acrobat readernya disini.
Jika panjenengan menggunakan HP Android, silahkan menginstall UB Reader yang dapat didownload secara gratis di google playstore.
SERAT WIRID HIDAYATJATI Ini adalah ajaran hidayat jati, yang menejelaskan keberadaan serta kedudukannya sebagai ilmu makrifat, hasil akhir dari riwayat wirid yang merupakan nasehat yang baik dari para wali yang berada di tanah Jawa, sepeninggalnya beliau Kanjeng Susuhunan ing Ngampel Denta (Sunan Ampel), bersama-sama berinisiatif mengawali dengan membuka doa-doa yang menjadi inti atau sari nasehat yang didalamnya menggambarkan ilmu kesempurnaan masing-masing dan bermula dari dalil, hadist, ijmak dan kiyas, seperti yang telah disebutkan di dalam wirid, dan urut-urutannya sebagai berikut dibawah ini : Yang pertama bersamaan dengan masa awal berdirinya negeri demak, para walI yang mau memberikan ajarannya hanya delapan orang : Kanjeng Susuhunan di Giri Kadhaton, ajarannya tentang bisikan adanya Dzat. Kanjeng Susuhunan di Tandhes, ajarannya tentang wedharan keberadaan Dzat Kanjeng Susuhunan di Majagung, ajarannya tentang keleluasaan keberadaan Dzat. Kanjeng Susuhunan di Bonang, ajarannya tentang terbukannya tata mahliga di dalam Betal makmur. Kanjeng Susuhunan di Warywapada, ajarannya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam. Kanjeng Susuhunan di Kalinyamat, ajarannya tentang menetapkan kekuatan iman. Kanjeng Susuhunan di Gunung Jati, ajaranya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam. Kanjeng Susuhunan di Kajenar, ajarannya mengenai sasahidan. Yang kedua bersamaan dengan masa berakhimya negeri Demak hingga menuju Pajang, para wali yang bersedia memberikan ajarannya hanya delapan orang seperti yang tertera dibawah ini : Kanjeng Susuhunan di Giri Parapen, ajarannya tentang bisikan adanya Dzat. Kanjeng Susuhunan di Derajat, ajarannya tentang wedaharan keberadaan Dzat. Kanjeng Susuhunan di Atas Angin, ajarannya tentang getaran keberadaan Dzat. Kanjeng Susuhunan di Kalijaga, ajarannya tentang terbukannya tata malige di dalam Betal makmur, kemudian menerangkan tentang segala hal yang berhubungan dengan ajaran tersebut, yang nantinya akan diterapkan pada Dzat yang hidup semuannya saja tanpa terkecuali, tatapi susunaannya belum diurutkan berdasarkan tempatnya masing-masing . Kanjeng Susuhunan di Tembayat dan Kanjeng Susuhunan di Kalijaga, ajarannya tentang terbukanya tata malige di dalam Betal mukharam. Kanjeng Susuhunan di Padusan, ajarannya tentang terbukannya tata malige di dalam Betal mukhadas. Kanjeng Susuhunan di Kudus, ajarannya tentang menetapkan kekuatan iman di dalam diri. Kanjeng susuhunan di Geseng, ajarannya mengenai sasahidan. Adapun ajaran yang telah d isebutkan diatas , kenyataannya adalah walaupun berbeda satu dengan lainnya tetap menjadi satu kesatuan, karena kesemuannya itu adalah berasal dari ajaran yang didapat dari Kanjeng Susuhunan di Ampel Denta (Sunan Ampel). Setelah sampai pada masa kerajaan Mataram, oleh beliau yang berkedudukan sebagai raja pada waktu itu adalah ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma, ajaran yang terdiri atas delapan tingkatan tersebut dijabarkan menjadi satu ajaran saja, hal itu telah dimusyawarahkan dengan pandangan dan pengetahuan para ahli ilmu dan akhirnya dicapailah mufakat bahwa ingkang Sinuwun telah menetapkan ajaran-ajaran tersebut seperti yang tercantum dibawah ini : Panembahan Purbaya. Panembahan Ratu Pekik. Panembahan Juru Kithing. Pangeran di Kadilangu. Pangeran di Kudus. Pangeran di Tembayat. Pangeran di Kajoran. Pangeran di Wongga. Panembahan Juminah. Adapun ajaran yang telah menjadi satu tersebut, perjalanannya bersama-sama berasal dari cuplikan ataupun semacam kutipan kitab tasawuf semuanya, urutannya satu persatu berpatokan dari dalil ilmu, sebagai petunjuk didalam menjalankan atau melaksanakan apa yang telah diperintahkan Pangeran Yang Maha Suci (Allah SWT) kepada Utusan-nya yaitu Nabi Musa Kalamollah, apabila manusia itu keberadaannya berasal dari Dzat yang bersifat tunggal. Demikian yang telah diterangkan menjadi tumbuhnya ilmu Makrifat, seperti wirid para Nabi, para Wali di jaman dahulu, yang selanjutnya dikiyas oleh para auliya dan menjadi pembuka bagi ajaran masing-masing. Sesudah menjadi satu oleh keinginan ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Agung di kerajaan Mataram, beliau menyetujui keberadaan ilmu makrifat, yang telah menjadi ajaran para wali terdahulu dan lama-kelamaan ajaran tersebut berkembang terus-menerus, menjadi ilmu makrifat yang mendapat pengaruh akibat perbedaan dari banyaknya para ilmuwan yang sangat bijaksana dan ahli dibidangnya dalam urusan penyebaran ilmu makrifat, dengan caranya sendiri. Ada juga yang menjalankan ajaran pelengkap saja seperti ilmu talak dengan ilmu patah dan sebagainya, yaitu ilmu pendukung dari ilmu makrifat seperti halnya ilmu sosorogan. Maka dimasa sekarang di Kedhung Kol Penganten, yang letaknya disebelah selatan kedhung Kol Pengaten, dengan ditandai tahun “dua sembilan warga sinuta (candra sengkala) dari dalam tahun alip” : satu tujuh tujuh sembilan, jatuh pada ‘il-am’. Dengan menyebut nama Allah SWT, demikian kurang lebihnya urutan ilmu makrifat, menurut ajaran delapan tingkat yang telah dikelompokkan menjadi satu. Serat Wirid ini menjadi yang pertama, milik sampeyan dalem ingkang Sinuwun Kanjeng Sunan Pakubuwana yang ketujuh di negara Surakarta Hadiningrat. Uraiannya akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh para Putra Pangeran serta dan Cucu Pangeran sampai turunannya nantinya. Sejak tahun seribu delapan ratus lima puluh diambil dari babon/buku induk tinggalan mendiang Raden Bgabehi Ronggowarsito yang tersebut dalam bab satu. Iini adalah pembukaan serat wirid yang akan menerangakan hal-hal yang berhubungan erat dengan ilmu makrifat. Hidup akan menjadi sangat sempurna seperti yang telah di jalankan oleh para wali semuanya pada jaman terdahulu, adapun yang menjadi urutannya seperti yang tercantum seperti dibawah ini : Yang pertama adalah, keterangan yang menjelaskan bahwa sudah menjadi kewajiban antara guru dan muridnya untuk mengambil air wudhu dan berniat seperti keterangan berikut ini : “nawwaitu napngalkadasi, tawal kabirata, parlanlillahi tangala, Allahuakbar“. Saya berhiat mengambil air wudhu untuk mengilangkan najis kecil/khadast kecil hanya karena Allah semata. Kemudian keterangan selanjutnya mewajibkan untuk mengenakan pakaian bersih dan terbebas dari najis kecil dan besar. tidak diperbolehkan memakai perhiasan emas, yang lebih utama adalah mengenakan kopiah/kupluk tidak diperbolehkan tanpa busana, untuk pria tidak diperkenan kan mengenakan anting-anting sebelah saja, perhiasan kalung, parfum yang wanginya berlebihan seperti halnya pengantin baru. Adapun yang menjadi ajaran dan kesepakatan bersama para wali delapan di tanah jawa , telah dikumpulkan menjadi satu, yang menjadi garis besarnya adalah mengambil inti atau sari dari kiyas dan dalil, serta ketentuan dari Allah SWT, yang kemudian disebutkan dalam hadist Nabi Muhammad saw sebagai rasullulah dan diterima oleh Sayidina Ali. Dibisikkan melalui telinga kiri, urutanya menjadi delapan ajaran. Seperti keterangan-keterangan yang tercantum dibawah ini. Bisikan adanya Dzat, Sesungguhnya tiada yang sejati didunia ini, pada awalnya dunia masih kosong, lengang, tidak ada sesuatupun, yang ada permulaan adalah AKU (Allah), tidak ada Pangeran, kecuali hanya Aku Dzat Yang Maha Suci, meliputi segala sifat yang melekat padaku, segala puji hanya pada nama-KU, yang menandakan kekuasaan sepenuhnya ada pada-KU. Wedharan Tempat Dzat, Sejatinya Aku adalah Dzat Yang Maha Segala-galanya, yang berkuasa atas penciptaan dan mengendaki segala sesuatunya pasti akan terjadi dengan seketika, sempurna akan kodrat-Nya, disitu telah dinyatakan dengan tanda tanda kekuasaan-Nya yang paling awal, aku menciptakan kayu dengan nama “sajaratul yakin”, tumbuh di dalam alam Nabi Adam dan menjadi abadi, kemudian aku ciptakan cahaya dengan nama “cahaya muhammad” serta kaca dengan nama “mi’ratul khayai”, kemudian nyawa dengan nama “ruh ilafi”, kemudian damar dengan nama “kijab” yang nantinya sebagai warna dari kalarat-Ku. Keadaan Dzat, Sejatinya manusia itu adalah rahasia-Ku, dan Aku ini merupakan rahasia didalam diri manusia, sebab Aku menciptakankan Nabi Adam berasal dari empat hal seperti yang tersebut dibawah ini : a. Bumi; b. Api; c. Angin; d. Air; Kesemuannya itu men jadi wujud dari sifat-Ku, didalamnya aku melengkapi dengan lima perkara : 1. Cahya; 2. Rasa; 3. Ruh/nyawa; 4. Nafsu; 5. Budi; Hal itu sebagai warna dari wajah yang Kumiliki yaitu, Yang Maha Suci. Terbukanya tata malige di dalam Betal makmur, Sejatinya Aku berkuasa, dan bertempat didalam Betal makmur, berdiam pada kepala nabi Adam, yang ada didalam kepala itu adalah otak, yang ada diantara otak itu adalah manik, sedangkan didalam manik itu adalah budi, sedangkan didalam budi terdapat nafsu, didalam nafsu terdapat jiwa, didalam jiwa terdapat rasa, didalam rasa terdapat AKU; tidak ada Pangeran, tetapi Aku adalah Dzat yang meliputi di dalam keadaan yang sejati. Terbukannya tata malige di dalam Betal mukhadas sejatinya Aku berkuasa di didalam malige Betal mukhadas, itu adalah tempat yang paling suci berdiamnya Aku, berada pada buah zakar nabi Adam, didalamnya terdapat pringsilan, yang letaknya antara pringsilan dan nutfah adalah air mani, didalamnya terdapat madi, didalamnya terdapat wadi, didalam wadi terdapat manikem, didalam manikem adalah rasa, didalam rasa itu AKU, tidak ada Pangeran tetapi aku adalah Dzat yang meliputi di dalam keadaan yang sejati, berada pada sifat yang ghaib, akan turun menjadi yang paling awal, disitu berada di alam hidup, alam arwah, alam misal, alam ajsam, alam insan kamil, menjadi manusia yang sempurna yaitu memiliki sifat-sifat yang sudah aku gariskan. Ketetapan iman, yaitu yang menjadi sentosanya iman, yang percaya, meyakini dengan sebenarnya, bersaksi didalam hati dan diucapkan dengan lisan bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah. Sasahidan, Aku bersaksi, didalam Dzat-Ku sendiri, sepengetahuan-Ku tidak ada Tuhan selain Aku, dan hanya Aku yaitu Allah SWT yang menjadi badan-Ku, rasul itu rasa-Ku, Muhammad itu wahyu-Ku, yaitu Aku yang hidup tidak dapat mati, yaitu Aku yang selalu ingat tidak boleh lupa, yaitu Aku yang tahu sebelum apa yang akan terjadi, yaitu Aku yang bijaksana tiada kekurangan suatu apapun tentang ilmu pengetahuan, sempurna, tidak merasakan apa-apa, tidak terlihat oleh apapun, hanyalah Aku yang meliputi keseluruhan dialam semesta ini, beserta kodrat-Ku. Setelah apa yang tertera diatas, ada juga hal-hal yang menjadi kelengkapan Dzat dari Yang Maha Kuasa, beberapa keterangan tersebut ada dibawah ini : Menyatukan aku dan Tuhan (Allah) Aku berada pada Gusti /Tuhan yang memiliki sifat Esa, meliputi dalam diriku, tunggal yang menjadi satu keadaan, akan menjadi sempurna dari kodarat-Ku. Mensucikan Dzat Allah adalah Yang Maha Suci yang memiliki sifat kekal, yang menguasai seluruh makhluk-Nya, dan menguasai kesempumaan hidup kesejahteraan berasal dari-Nya, beserta yang menjadi kodrat makhluk-Nya. Merakit atau Menyusun Allah adalah Dzat Yang Maha Luhur, berkedudukan sebagai Ratu Agung, menguasai seluruh makhluk-Nya, yang berkuasa menjadikan alam semesta, Yang Maha Agung dan Mulia, kesempurnaan hanyalah milik-Ku, beserta seisi alam semesta ini, lengkap dengan pesuruh-Ku, tidak ada kekurangan, apa yang menjadi perintah-Kku, tidak ada yang tidak mungkin, sampai pada yang menjadi keinginan-Ku semuanya, berasal darI kodrat-Ku. Terciptanya Alam Semesta Allah menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya ini, ialah sudah menjadi kodrat-Nya, apabila Allah mengendaki alam semesta ini selesai dan kembali pada kemuliaan dan kesempurnaan akan bersatu sampai dengan keberadaan-Ku lagi, itu adalah kodrat-Ku. Kesejahteraan Keturunannya yang masih tertinggal di alam semesta semuanya, semoga menemukan rasa senang dan bahagia, kaya akan pengetahuan jangan sampai ada kekurangan sesuatu apapun, sebelum dan sesudahnya selalu mendapat keselamatan, itu adalah kodrat-Ku. Kemudahan Sebanyak-banyak makhluk ciptaan-Ku, semuanya saja yang tidak menghiraukan-Ku, tidak akan mendapat kemudahan-kemudahan yang menjadi kodrat-Ku. Yang pertama yang telah diajarkan oleh kesejatian, apabila menempatkan perlakuan-perlakuan satu demi satu, di jelaskan dalam pembabaran wirid beserta dengan murad, disebutkan dalam wiradat dan menjadi petunjuk yang asal mulanya dari ilmu makrifat semuanya. Setelah demikian, yang membaca doa istigfar dengan doa pembukaan, didalam hati memohon ampunan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa atas kehidupan, agar supaya jangan sampai mendapatkan kesulitan dan kesukaran didalam memaparkan rasa atas Dzat. Selanjutnya adalah apabila masih hidup gurun ya lebih baik, tetapi bila terikat dengan masalah, ada yang selalu mendapat sakit yang amat sangat, padahal belum berilmu, hal ini dikarenakan mendapat wisik karena adanya Dzattulloh saja. Disamping hal tersebut, apabila yang diajarkan tadi belum dapat menerima atau masih kurangnya kejelasan atas penerimaanya, apabila akan berguru kepada yang lainnya tidak menjadi masalah, hendaknya mendapat ijin dari guru yang memberi pelajaran sebelumnya. Setelah keluar dari pembelajaran, disitulah bersama- sama duduk membentuk lingkaran untuk keduri atau memohon keselamatan jiwa dan raga, adapun banyaknya tumpeng atau ambengan yang dibutuhkan ada tiga macam, antara lain : Pertama-tama mempersilahkan kepada Nabi Muhammad sebagai rasul Allah, antara lain nasi uduk dengan ayam suwir atau bisa juga telur, kerupuk, garam, cabe, terong. Pertama-tama mempersilahkan makan kepada para sahabat rasul sekaliyan dengan para wali Allah, antara lain nasi golong, pecel ayam, sayur bayam, daging sapi satu yang digoreng. Pertama-tama mempersilahkan makan kepada para leluhur yang telah mengajarkan pada kita semua ilmu makrifat, seperu halnya makanan yang dimakan sehari- hari ketika mereka masih hidup, serta dengan bergantian, mendoakan semuanya, berdoa untuk rasul, dan pada akhirnya mendapat keselamatan. Adapun hasil yang didapat dengan ajaran ini, bila waktu melaksanakannya bertepatan dengan bulan yang tanggal satu pada hari Jumat, dan ketika bulan purnama, apabila tidak menakutkan tidak akan mendapat celaka, serta tidak bertepatan dengan hari naas, apabila sembilan bulan dari sejak dihitung dan bertepatan dengan hari Jumat, melaksanakan selamatan pada hari Selasa manis, walaupun tidak bertepatan dengan bulan purnama. Dengan didapatkannya tempat untuk pengajaran tersebut adalah, tanah suci/ tempat suci adalah yang terbaik, serta tidak tertutup, utamanya yang berada dilangit, ditanah semak belukar serta dirawa-rawa, harus dalam keadaan yang sepi, lebih utamanya lagi apabila menjelankannya pada tanah atau tempat yang tinggi seperti gunung, juga dipelataran atau halaman masjid, sesudah itu apabila kira-kira mendapat nama beserta tempatnya. lni adalah keterangan-keterangan yang menyebutkan kewajiban bagi orang yang pantas menjadi guru, ada delapan perkara anatara lain : Termasuk kedalam kelompok orang yang berani, maksudnya adalah keturunan bangsa yang luhur yang masih berderajad; Termasuk kedalam agamawan, maksudnya adalah para ulama yang menguasai kitab suci agama; Termasuk kedalam pertapa, maksudnya adalah para pendeta yang masih men jalankan kebiasaanya bertapa; Termasuk para cerdik pandai, maksudnya adalah para ilmuwan yang berpengetahuan luas, yang menjadi orang baik; Termasuk orang yang mempunyai nilai guna,memiliki keterampilan dan cekatan; Termasuk kedalam perwira, maksudnya adalah para prajurit yang masih memiliki keturunan bangsawan atau berderajad tinggi; Termasuk orang berada, maksudnya para dermawan yang mendapat kebahagiaan; Termasuk kelompok orang pekerja keras, maksudnya adalah kelompok para petani yang ulet dan tangguh dalam bekerja. Sedangkan beberapa perkara yang menyebabkan orang biasa menjadi guru adalah : Para ahli pengetahuan utama, artinya orang yang faham dan pandai dalam bidang tulisan, bahasa sastra; Para ahli bahasa kawi atau pujangga yang termasyur, artinya orang yang faham benar, pandai akan bahasa kawi; Para ahli bahasa, artinya orang yang dapat berbahasa baik dan benar; Para ahli tembang atau ahli gending, artinya orang yang pandai dan dapat membuat lagu atau nyanyian dengan baik dan luwes; Para ahli cerita pandai membawakan ceritera, artinya orang yang pandai bercerita; Orang yang sangat bijaksana sekali, artinya kaya akan keterampilan dan serba bisa; Orang yang cerdas dalam bidang pemikiran dan halus akan budi bahasanya, sehingga orang yang diajak berbicara dengan mudah menangkap maksud dan tujuan. Orang yang peka, berkeinginan keras, utama dan mulia, serta tidak pelupa. Delapan perkara, sifat seorang guru : Mmengasihi murid seperti anak sendiri; Sabar dalam mengajar; Ikhlas mengerjakan tugasnya tanpa pamrih; Cepat tanggap, dapat memilah-milah permasalahan murid; Tidak bertangan besi; Tidak berkecil hati; Tidak meminta sanjungan; Tidak merasa unggul. Delapan perkara utama yang bisa menjadikan guru : Sehat jasmani, tidak ada cacat satupun; Halus tutur kata, tidak berkata-kata kotor; Bertingkah laku sopan; Berbudi luhur; Menjadi panutan; Bijaksana; Cita-citnya luhur; Tidak banyak keinginan. Inilah keterangan yang wajib dimiliki apabila menjadi seorang murid, delapan perkara seperti dibawah ini. Dekat keturunan; Sebangsa; Seagama; Sebahasa; Tahu akan sastra; Jangan melewati batas usia; Tidak menderita sakit; Ttidak mengecewakan. Kemudian selanjutnya bab dua dari Serat Wirid Hidayat : Inilah yang menjadi keterangan wirid serta murid yang menjadi terbukanya hidayat, dan menjadi petunjuk bagi ilmu makrifat, yang barsal dari dalil, khadis, ijima, kiyas. – Artinya dalil, menerangkan apa yang menjadi ketentuan Allah; – Artinya khadis, menceritakan ajaran/petunjuk dari rasullullah; – Artinya ijimak, mengumpulkan ajaran-ajaran dait para wali; – Artinya kiyas, menyebarluaskan ajaran pendeta. Kesemuanya itu menjadi pembuka, yang akan menyebarluaskan rasa gaib dan kesejatian dalam kehidupan, agar supaya sejahtera dalam hidup, lestari dari awal hingga akhir nantinya, kemudian apabila mendapatkan kesialan manusia terhadap janji hanyalah bisa berharap didalam kesempurnaan, jangan sampai menjadi penasaran. Adapun yang menjadi inti dari ilmu makrifat yang diikuti oleh kiyas yang berasal dari khadis menurut sabda nabi Muhammad saw yang dia arkan kepada Sayidina Ali, mempercayai adanya Dzat yang telah disebut didalam dalil pertama dari firman Allah SWT, Pangeran Yang Maha Suci dibisikkan padta telinga sebelah kiri, seperti yang terdapat di bawah ini : Yang menyebutkan bahwa Dzat yang sejati dan maha suci itu adalah kehidupan kita sendiri, rasa Dzat yang agung meliputi sifat rupa pribadi kita, tidak tertutup adanya warna Dzat yang jelek, yaitu nama kita sendiri yang menyertainya. Sedangkan Dzat, biasanya apa yang melekat padanya sudah dengan semestinya, apabila sebagai contoh adalah madu tidak mungkin rasanya adalah pahit, jadi tidak akan terpisahkan oleh sifat yang dimiliki. Sedangkan nama, dalam penyebutannya ditandai dengan apa yang menjadi sifat kebesaran yang dimilikinya, sebagai contoh apabila berkaca, bayangan yang tampakpun seperti aslinya, sejatinya tingkah lakunya adalah ibarat hasil cerminan yang selalu mengikutinya. Sedangkan apangal, adalah menjadi tempat yang mewadahi Dzat, apabila sebagai contoh menjadi samudera atau lautan dengan otomatis ombakpun mengikuti keberadaan samudera, sejatinya tempat dari ombak berada adalah danya samudera atau lautan. Jadi sejatinya yang dinamakan Dzat tersebut adalah Mukhammad, dengan demikian nama Mukhammad menjadi tempat keberadaan wahyu yang meliputi didalam jasad, dan keberadaannya dalam kehidupan kita, yaitu kehidupan sendiri, tidak ada yang menghidupi, maka dari itu bersama-sama untuk melihat, mendengarkan, membau, berbicara, merasakan adanya rasa, itu berasal dari kodrat yang kita punya yaitu Dat, artinya demikian : Dzat yang dimiliki oleh Tuhan yang Maha Suci itu adalah apabila melihat dengan mata yang kita miliki, apabila mendengarkan dengan telinga yang kita miliki, apabila mencium dengan menggunakan hidung yang kita miliki, apabila berbicara menggunakan mulut yang kita miliki, apabila merasakan juga dengan perasaan yang kita miliki , jangan sampai merasa perasaan kita khawatir, sebab keberadaan wahyu di Dzat yang kita miliki tersebut telah menjadi rasa, artinya secara lahir dan batin Allah sudah berada didalam kehidupan kita pribadi, dengan kata lain yang tertua atau paling terdahulu adalah Dzat yang berasal dari sifat Allah, sebab jadinya Dzat yaitu kadim ajali abadi. Berarti juga menganggap yang terbaik sendiri, ketika masih kosong dan hampa selama-lamanya di keadaan kita. jadilah sifat yang dinamakan kudzusul ngalam. Sedangkan yang menjadi urutan terjadinya Dzat sifat tersebut ada dalam tempatnya, disebutkan dalam dalil yang kedua, bersumber atas firman Tuhan Yang Maha Suci, demikian Allah dalam firman-Nya : Sesungguhnya aku adalah Dzat Yang Maha segala- galanya, yang berkuasa memerintahkan masing-masing makhluk-Ku, akan menjadi seperti sekarang ini adalah kodrat yang berasal dari-Ku, disitu telah menjadi kenyataan dan pertanda kekuasaan-Ku, sebagai pendahuluan atas irodat-Ku, yang pertama-tama Aku memerintahkan kayu, dengan nama sajaratul yakin, dan tumbuh didalam alam nabi Adam Makdum dan menjadi abadi, kemudian cahaya, dengan nama cahaya Mukhammad, kemudian kaca, dengan nama mir’atul kayai. Kemudian nyawa dengan nama ruh ilapi, kemudian damar dengan nama kandil, kemudian “sosotya” dengan nama darah, kemudian dhing-dhing jalal dengan nama kijab, yang .nantinya akan memberi warna dan selalu mengikuti-Ku, demikian keberadaan keterangannya. Sajaratul yakin, tumbuh didalam alam makdum ajali abadi, yang berarti bahwa : berada di alam sonyaruri, masih diawang-awang selamanya di kehidupan kita, ini merupakan hakekat Dzat yang mutlak dan terdahulu, berarti Dzat yang sejati dan merupakan yang permulaan, yaitu Dzat di dalam jiwa, jadi berada di dalam alam akadiyat. Nur Mukhammad, yang berarti : sesuatu yang telah teruji, diceritakan dalam khadis, warnanya seperti burung merak, berada di dalam sayapnya yang berwarna putih, bertempat serah dengan sajaratul yakin, ini adalah hakekat cahaya yang merupakan pengganti wujud Tuhan, ada didalam nukat gaib, sebagai sifatnya nama, menjadi tempat alam wahdat. Mir’atul kayai, artinya kaca : wirangi, diceritakan didalam khadis berada didepannya Nur Mukhammad, ini adalah hakekatnya jiwa, yang menjadi rahasia dait Dzat. Sebagai nama jiwa, dan menjadi tempat keberadaan alam akadiyat. Roh ilapi, artinya adalah keheningan. Diceritakan didalam khadist berasal dari cahaya nabi muhammad, inilah merupakan kemulyaan dari jiwa, yang menyuruh keadaan Dzat, sebagai tempat jiwa. Menjadi tempat dari alam arwah. Kandil, artinya adalah lampu tanpa api. Diceritakan didalam khadis berwarna gemerlap yang memancar gemerlap, bergantung tanpa ada gantungan. Disitulah keadaan Nur Muhammad serta berkumpulnya ruh semuanya. sebagai ibu dari jiwa dan menjadi tempatnya alam misal. Darah artinya, intan permata. Diceritakan didalam khadis memiliki sinar warna yang lain. Menjadi tempat malaekat. lni adalah kenyataan budi, yang memerintahkan untuk menghias muka dari Dzat. Sebagai pintunya roh atau nyawa menjadi tempat dari alam ajsam. Dinding dinamakan dengan dinding kemuliaan Tuhan, artinya warna yang amat besar. Diceritakan di dalam khadis dan keluarnya berasal dari cahaya luar. Pada waktu itu bergerak-gerak mengeluarkan buih, asap, air. Inilah kenyataan atas badan atau jasad sebagai pakaian atau penutup roh. Menjadi alam insan kamil. Adapun keterangan dari persesuaian pendapat para ahli agama dan kiasan, tingkatan dinding atau batas kemuliaan Tuhan yang berbentuk : busa, asap dan air tadi sama-sama menjadi tiga warna, yang disebutkan seperti dibawah ini : Yang pertama adalah busa atau buih mengeluarkan tiga derajat atau tingkatan : Kitab kisma atau tanah, menjadi lahirnya anggota badan yang berada diluar seperti kulit, daging dan lain-lain; Kitab rukmi atau emas, menjadi lahirnya perabot atau anggota badan yang ada di dalam, seperti otak, mata, hati, jantung dan lain-lain; Kitab retna atau intan, menjadi lahirnya perabot badan yang lembut, seperti air mani, darah, sumsum, dan lain lainnya. Yang kedua adalah asap, mengeluarkan tiga derajad atau tingkatan : Kitab kegelapan, menjadi tempat rasa panas dan lain-lain; Kitab guntur, menjadi tempat dari panca indera; Kitab api, menjadi tempat dari nafsu atau keinginan. Yang ketiga adalah air, yang mengeluarkan tiga tingkatan : Kitab embun, yaitu air kehidupan yang menj adi tempatnya jiwa; Kitab cahaya rasa, menjadi tempatnya rahasia; Kitab cahaya jiwa, menjadi tempat roh dan keadaannya sangat terang. Semua itu adalah warna dari Dzat yang berada pada insan kamil. Artinya kesempurnaan manusia telah hilang prasangka dan rasa khawatir sudah tidak ada lagi. Sebab keadaan rumah Tuhan, takdir yang memuat takdir manusia, firman Tuhan, jalan sirotal mustakim, surga, neraka, bumi, langit dan seluruh isinya. Sudah masuk kedalamnya wujud yang menjadi rahasia dari Dzat-Nya Yang Maha Agung. Tterbentang menjadi keindahan sifat Yang Maha Esa. Menyertai permulaan nama-Ku yang berkuasa. Keterangannya seperti ; pada saat Yang Maha Suci , berkehendaklah mewujudkan sifatnya yang dinamakan Adam. Yang . berasal dari empat perkara penyusun : Tanah; Api; Angin; Air; Itulah menjadi wujud dari sifat-Ku. Disitulah memasukan mudah lima perkara : Cahaya; Rahasia; Ruh; Keinginan; Budi; Yaitu sebagai dinding pembatas wa jah-ku yang maha suci. Adapun letak atau tempatnya demikian, mudah itu Dzat yang dimiliki hamba, wajah itu Dzat yang dimiliki Gusti yang bersifat kekal. Diceritakan dalam hadist masuknya mudah lima perkara tersebut. diawali dari ubun ubun berhenti di otak, kemudian t urun kemata, kamudian turun ketelinga, kemudian turun ke dada, kemudian menyebar keseluruh bagian tubuh, lengkaplah kedudukan insan kamil. Demikian tambahan yang diberikan oleh Yang Maha Suci. Didalamnya dinamakan tempat Dzat, tertata di dalam rumah Allah menjadi tiga keadaan. ltulah kesejatian, sebagai kenyataan keadaan satu-satunya. Yang menandakan waktu dunia adalah berasal dari Yang Agung dan Maha Mulia. Kekal tidak akan berubah oleh pergeseran dari keadaan jati. Disebutkan dalam dalil yang keempat dari apa yang dikatakan Allah, Pangeran Yang Maha Suci menjadi tiga ayat, keterangannya seperti dibawah ini : Ayat yang kesatu, terbukannya tata kebahagiaan di dalam Baitul Makmur. Demikian keterangannya : sesungguhnya aku menata kebahagiaan ada didalamnya Baitul Makmur, itu merupakan rumah atau tempat kesenangan dan kegembiraan-ku. Berada didalam Adam, yang berada di dalam kepala itu adalah otak. Yang berada diantara otak itu adalah mata. Didalam mata itu budi, didalam budi itu kesenangan, didalam kesenangan itu jiwa, didalam jiwa adalah rahasia, didalam rahasia itu adalah Aku. Tidak ada Pangeran, hanya Aku Dzat yang meliputi keadaan jati. Ayat yang kedua, terbukanya tata kebahagiaan di dalam Baitul Muharam, demikian keterangannya : sesungguhnya Aku menata kebahagiaan ada di dalam Baitul Muharam, itu rumah dan tempat larangan-larangan-ku. Berada di dalam dadanya Adam, yang berada didalam dada adalah hati, yang berada diantara hati itu jantung, didalam jantung itu budi, didalamnya budi itu jinem, yaitu angan angan didalam angan-angan itu roh atau nyawa. Pangeran Allah, hanyalah-Aku Dzat yang meliputi keadaan jati. Ayat yang ketiga, terbukanya tata kebahagiaan di dalam Baitul Mukhadas, demikian keterangannya : sesungguhnya aku menata kebahagiaan ada di dalam Baitul Mukhadas. Itu adalah tempat suci-Ku, berada dalam kemaluan Adam. Yang berada dimakam itu ada pringsilan, yang ada di antara pringsilan itu nutpah, yaitu air mani. Di dalam air mani itu madi, didalam madi itu adalah wadi, yang ada di dalam wadi adalah manikam, di dalam manikam itu adalah rahasia, hanyalah Aku Dzat yang meliputi dalam keadaan kesejatian. Berada dalam nukat ghaib, turun menjadi johar awal disitu keadaan alam adalah alam akhadiyyat, wahdat, wakidiyat, alam arwah, alam misal, alam ajsam, alam insan kamil. Menjadilah manusia yang sempurna, yaitu sesungguhnya adalah sifat-ku. Apabila telah menerima dalil yang telah menjadi perkataan-Ku Yang Maha Suci demikian tadi hayatilah dan renungkanlah dalam hati. Yang demikian itu keberadaan dalam anugerah. anugerah tersebut adalah Dzat dari Gusti, keberadaan tersebut adalah sifat dari hamba, satu tidak ada wawangenan, berada pada jasad atau badan kita. Sedangkan sesungguhnya, keadaan semuanya tadi, disebut dibawah ini keterangannya : Yang pertama memberitahukan, apa yang disebut dalam Baitu Makmur, artinya rumah yang tenang atau sepi, demikian tempat keberadaannya satu-persatu : Kepala, ini adalah jalannya keadaan betal makmur; Otak, keadaan dari kandha, menarik keadaan cahaya, menjadi pembukaan Dzat; Manik, keadaan jiwa, menarik keadaanya warna menjadi pembukanya kemampuan melihat; Budi, keadaan prana, menarik keadaan karsa menjadi pembukannya kemampuan berbicara; Suksma, keadaan dari nyawa, menarik keadaan cipta menjadikan pembukannya kemampuan membau; Rahsa, keadaan dari atma, menarik wisesa, menjadikan pembukannya perasaan batin. Nasehat atau petuah guru yang mengajarkan ilmu pembukaan dari tata kebahagiaan di dalam Baitul Makmur, utamanya menjalankan larangan seperti tidak diperbolehkan menyantap ikan otak dan juga ikan manik. Dari keterangan itu menyatakan bahwa apabila benar mematuhinya ilmu yang sedang di jalankan dengan mudah akan diterima. Yang kedua, menjelaskan yang disebutkan didalam Baitu Mukharam, artinya adalah rumah yang kaawisan, demikian keberadaannya satu-persatu : Hati : keadaan dari panca indera, yang bisa menarik keinginan menjadi keadaan dari nafas. Jantung : kedaan dari lima hal yang tak tampak, yang bisa menarik keadaan birahi, menjadikan wahyunya. Budi : keadaan dari pranawa (hati yang bersih), menarik keadaan dari karsa, menjadi kemampuan akan berbicara. Jinem : keadaan dari panggraita (angan-angan, pemikiran), menarik keadaan suara, menjadikan kemampuan akan mendengarkan. Suksma : keadaan dari nyawa, menarik keadaan cipta, menjadikan kemampuan akan membau. Rahsa : keadaan jiwa, menarik adanya wisesa (kekuasaan, wewenang), menjadi kemampuan merasakan. Nasehat atau petuah guru yang mengajarkan ilmu pembukannya tata kebahagiaan di dalam Baitu Mukharam, utamanya yang menjalankan tidak diperbolehkan memakan ikan hati dan jantung, jalan tengahnya telah dinamakan angan-angan. Dari keterangan itu menyebutkan bahwa apabila telah mematuhi larangan tersebut ilmunya dapat diterima. yang ketiga, menerangkan yang disebutkan didalam Baitul Mukhadas , artinya ruang yang disucikan, demikian keberadaannya satu persatu : Alat kelamin atau tempat rahasia : ini adalah keluarnya keadaan dari Baitul Mukhadas. Pringsilan : keadaan dari yang awal atau terdahulu, tumbuh dari keadaan birahi, dan menjadi pembukaan dari asmara (kasih sayang, cinta), yaitu ketertarikan rasa dari dalam hati. Air Mani : keadaan dari kandha, tumbuh dari rasa dan suasana, menjadi pembukanya asmara (kasih sayang, cinta) , yaitu ketertarikan rasa sapandulon (memandang, saling memandang). Madi atau rahasia (kelamin) : keadaan warna yang tumbuh dari keadaan karsa (kehendak), menjadi pembukaan dari asmara (kasih sayang, cinta) , yaitu ketertarikan dari pendengaran. Wadi (cair bening yang keluar dari kelamin tanda seseorang bernafsu/terangsang) : keadaan dari wujud atau bentuk, yang tumbuh dari keadaan cipta, menjadi pembukanya asmaradana, yaitu ketertarikan yang berasal dari kata-kata (ucapan). Manikem : keadaan dari ruh, yang tumbuhnya berasal dari keadaan rasa hati, dan menjadi pembukaan dari asmara tantra, yaitu ketertarikan perasaan. Rahsa keadaan jiwa, tumbuhnya atas keadaan wisesa (kekuasaan. Wewenang), menjadi pembukaan asmaragama, yaitu ketertarikan salulut (bercinta, hubungan suami istri). Nasehat atau petuah guru yang mengajarkan ilmu pembukanya tata kebahagiaan dalam Baitul Mukhadas , utamanya adalah tidak diperbolehkan makan daging atau hati dibawah ini ada keterangan yang memaparkan dari riwayat guru, apabila mengajarkan rahsa dari Baitul Mukhadas, yang seharusnya diketahui dan dipelajari oleh para wanita, boleh diberitahukan seperti demikian : Ketika Yang Maha Suci sudah berkehendak untuk menata kebahagiaan didalam Baitul Mukhadas, ada bertempat di badan Siti Hawa, yang disebutkan ada didalamnya badan ialah: purana (indung telur/rahim/kandungan) hal-hal yang ada didalam purana : reta, yaitu mani, didalam mani adalah madi , didalam madi adalah wadi , didalam wadi manikem, didalam manikem adalah rahsa, didalam rahsa (rasa) adalah atma (jiwa/ruh), yang keseluruhannya diliputi keadaan yang Sejati. Sedangkan petunjukanya adalah demikian : baga (vagina, kandungan), timbangan dari alat kelamin, purana, timabangan dari pringsilan, yang selanjutnya sama dengan apa yang diajarkan untuk diketahui kaum pria, adapun didalam penerapannya bersama-sama didalam kodrat yang seharusnya agar memahami asal muasal dan tujuan akhir nantinya. Apabila telah benar-benar tahu dan paham dengan nyata, sudah seharusnya menetapkan yang menjadi sentosanya dari iman yaitu syahadat jati, yang disebut didalamnya tidak seperti maksud yang dikandung. Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Cerita atau dongeng dari guru lagi, walaupun ajaran ditujukan pada kaum wanita, diperbolehkan ditambah demikian keterangannya : Saya bersaksi, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan Fatimah adalah umat-Ku. Apabila telah mengetahui isi yang terkandung dalam syahadat jati seperti tersebut diatas, hendaknya kita juga menuntun untuk sanak saudara kita sekalian, yaitu tentang keadaan-keadaan dari kejadian, yang terbentang ada didalam alam semesta antara lain: bumi, langit, matahari, bulan, bintang, api, angin, air, dan lain sebagainya, bersama-sama bersaksi bahwa kita nanti telah mengakui , keberadaan Allah Yang Maha Suci, dan menjadi sifat Allah yang sejati. Disebutkan didalamnya dan tidak seperti keterangan yang tertera : Saya bersaksi bahwa di dalam Dzat-ku, sejatinya adalah tidak ada Tuhan tetapi adalah Aku, dan bersaksi bahwa Muhammad itu adalah rasul-Ku, dan sesungguhnya yang bemama Allah itu adalah badan-ku, rasul itu adalah rahsa-Ku, Muhammad itu adalah cahaya-Ku,- ·yaitu Aku hidup dan tidak mati, yaitu yang selalu ingat tidak akan lupa, yaitu Aku yang kekal tidak akan pemah berubah oleh pergeseran waktu di dalam keadaan yang sejati. Yaitu Aku yang benar-benar ada dan tidak dapat disamakan dengan lain-lainnya, Aku yang berkuasa dan berkehendak atas segala yang ada, berkuasa atas pengetahuan tidak ada kekurangan didalamnya, dengan kata lain sempurna dalam segala hal, tidak terasa apapun, tidak akan terlihat apa- apa, hanyalah Aku yang menguasai di alam ini, tidak ada yang berani melawan kodrat-Ku. Tamat wirid yang kedua. Kemudian dilanjutkan serat wirid dengan tanda-tanda keterangan, yang disebutkan pada bab tiga. Inilah serat wirid yang mengingatkan atau menyebutkan akan badan hingga kesempurnaannya, yang disebutkan dalam bab tiga. Inilah keterangan yang menerapkan kelengkapan ilmu kesempurnaan, yang tersebut dalam ingatan wiradat, pada jaman dahulu telah dilihat oleh para wali, yang pada saat kemudian telah disampaikan semuanya, memberitahukan yang menjadi tanda-tanda datangnya hart kiamat. Kiamat memiliki arti, yaitu kiamat yang ada didalam badan masing-masing pribadi. keterangannya ada dibawah ini, urutnya sesuai keterangan satu-persatu : Yang pertama, bila telah sering mengetahui hal-hal yang tidak terlihat, tanda-tanda kurang satu tahun, disitulah seharusnya lebih banyak melakukan tapa brata atau tafakur, mengurangi keinginan yang tidak perlu, menetapakan hati, rela menerima sungguh-sungguh, mengutamakan, adapun yang paling utama adalah keberadaan didalam kesabaran dan menerima dengan sukarela. Yang kedua, bila telah sering mendengar apa-apa yang tidak pernah didengar sebelumnya, seperti mendengar suara-suara sebangsa Jin, setan, hewan atau binatang. Dengan tanda-tanda kurang satu tahun, disitulah tempat keberadaan kurmat beserta tilawat, yang berarti bahwa haruslah memiliki pegangan hidup yaitu kesejatian dan lain sebagainya, melakukan kebaikan-kebaikan, selalu berhati-hati dalam menjalankan kehidupan kita sendiri-sendiri. Yang ketiga, bila telah sering berubah pengelihatannya, seperti : bulan Mukharam, sapar, apabila langit terlihat merah, mulud, rabingul akir, matahari terlihat hitam, jumadi lawal, jumadi lakhir, rejep, ruwah, air terlihat merah, siyam, syawal, bayangan badan sendiri terlihat dua, dulkangidah, besar, api terlihat hitam. Semua itu merupakan tanda kira-kira kurang dari dua bulan. Disitulah tempat keberadaan nasehat atau petuah dan pengalaman. Yang berarti bahwa nasehat-nasehat serta ajaran-ajaran yang sangat bermanfaat untuk kebersihan hati. Yang keempat, apabila jari telunjuk ditekuk kedalam telapak tangan dan jari manis terangkat dan dapat mejunjung jari manis tadi. Adalah tanda -tanda kurang dari sepuluh hari, disitulah tempat dan keberadaan dari hal-hal yang luhur. Artinya permohonan maaf, yaitu memaafkan atas segala kesalahan dan kekeliruan, atau memohon permintaan maaf dari orang yang telah merasa hatinya tersakiti. Yang kelima, bila telah terlihat jari-jarinya berkurang atau tidak nampak, bagian pergelangan tangan sudah terlihat lepas, tanda-tandanya kurang dari satu bulan. Disitulah tempat dan keberadaan menerapkan sebanyak-banyaknya ilmu kesempurnaan. Seperti yang ada dibawah ini : 1). Iman, berarti mempercayai. Percaya akan kodratnya, dengan kata lain percaya akan kodrat Yang Maha Kuwasa. 2). Tauhid, berarti hanya satu atau esa. Yaitu pasrah pada kehendak yang kuasa. 3.) Pandangan atas sifat Allah, artinya terang atau jelas maksudnya. Artinya jelas adalah ilmunya, yaitu meliputi keberadaan Dzat, sifat, + asma dan apngal. 1. Dzat, berarti cerita. 2. Sifat, berarti muka atau wujud. 3. Asma, berarti nama. 4. Apngal, berarti pengetahuan. 4). Islam, artinya selamat. yang dimaksud selamat adalah dalam kehidupannya. Yang berarti kehidupan adalah : hidup itu sendiri, berada pada sifat jalal, jamal, kahar, kamal. a. Jalal, artinya agung atau besar. Yang besar adalah Dzatnya, berkuasa meliputi seluruh alam seisinya. b. Jamal, artinya jelek. Yang baik adalah sifatnya, bukan laki-laki, bukan perempuan, juga bukan waria, tidak berada di salah satu arah, bukan menetap tidak berwarna dan berwajah. c. Kahar, artinya yang misesa. Yang misesa adalah nama-Nya. bukanlah nama siapa-siapa. d. Kamal, artinya sempurna. Yang sempurna adalah pengetahuan-Nya. Adapun keberadaannya demikian adanya : lman, berada di eneng (hening/sunyi); Taukhid, berada di ening (senyap/sepi); Makrifat, berada di awas; Islam, berada di engetan (ingatan); Yang keenam , bila telah terlihat warnannya sendiri, tanda-tandanya kurang dari setengah bulan, disitulah tempat keberadaan permohonan, ditegaskan bahwa kehendak dan kuasa-Nya, dilakukan setiap akan berangkat tidur. Permohonan yang disampaikan seperti yang tersebut dibawah ini : Saya memohon hanya kepada-Mu, atas kuasa-Mu, sifat yang engakau miliki, hanya kepada nama-Mu, hanya Engkau Yang Maha Mengetahui, saya memohon hanyalah kepada-Mu, dari Engkaulah saya diciptakan, sempurna atas kodrat-Mu. Disitulah tercipta yang berasal dari satu seperti : Bapak, Ibu, Kakek, Nenek, Istri, Suami, anak dan cucu semuanya. Setelah diucapkan, mengusap keseluruh badan, yang pertama adalah puser sebanyak tiga, apabila terasa seperti linglung, kemudian mengusap dada tiga kali, apabila merasa mengantuk dan mempunyai keinginan untuk tidur, kemudian mengusap dahi sebanyak tiga kali, apabila merasa lupa, mengusap ubun-ubun tiga kali, disitulah akan menerima rasa jati wisesa. Berarti didalam kita berangan-angan, adalah tempat datangnya rencana yang berasal dari badanya sendiri, yaitu apa yang dinamakn dengan empat saudara dan yang kelima adalah pusat. Disitulah seharusnya diadakan ruwatan atau selamatan agar terhindar dari sengkala (halangan). Saya berniat untuk mengadakan selamatan untuk saudara empat dan yang kelima adalah pusat (sedulur papat lima pancer), yang berada di badanku sendiri, kakak saya adalah air ketuban, adikku adalah ari-ari, darah, puser, dan sebanyak-banyaknya saudaraku yang keluar bersama sama dari rahim sang ibu, dan tidak keluar dari sesuatu yang hina, serta saudaraku yang keluar bersama-sama pada satu hari semuanya terlihat sempurna, tidak ada aral yang menghalanginya dan sejahtera dalam keadaan yang sejati, tidak melawan kodrat-Nya. Demikian kesaksian yang melawan Dzat-Ku sendiri, yang disebutkan dibawah ini : Aku bersaksi dengan Dzat-Ku sendiri, sejatinya tidak ada Allah selain Aku, dan sejatinya Nabi Muhammad iti adalah utusan-Ku, yaitu yang sejatinya bernama Allah itu adalah badan-Ku, yaitu Aku yang selalu ingat tidak pernah lupa, yaitu Aku yang kekal tidak akan berubah oleh perubahan waktu, yaitu Aku Yang Maha Mengetahui segala-Nya tidak dapat disamarkan oleh sesuatu hal, yaitu yang berkuasa dan berkehendak, yaitu yang berkuasa dan bijaksana tidak kekurangan ilmu pengetahuan, sempurna dan terang jelas, tidak merasakan apapun, tidak ada terilihat apapun, hanyalah Aku yang meliputi di alam seluruhnya tidak ada yang melawan kodrat-Ku. Apabila telah demikian, sinar dari cahaya Muhammad, diturunkan dengan sangat gemerlap di wadana (wajah, raut muka), disitulah tempat bersatu padunya antara badan dengan nyawa, seperti yang tersebut dibawah ini : Allah yang · menyatukan dengan bantuan para rasul, penghulunya adalah Nabi Muhammad, saksinya adalah empat malaikat, yaitu Aku yang disatukan dengan badan-Ku, kemudian ditemukan dengan suksma-Ku, ditambah dengan rahasia-Ku, lsrofil adalah pengelihatan-Ku, Ijrail adalah pendengaran-Ku, semuanya menyatu karena kodrat-Ku. Demikian penciptaan asal muasal dan tujuan tajuan tanajul tarqi, tersebut dibawah ini : Aku mengetahui dengan penglihatan-ku, insan kamil sampai kepada alam asan, serta sampai pada alam misal, juga sampai pada alam arwah, juga sampai pada alam wakadiyat, juga sampai pada alam wahdat, juga sampai pada akadiyat, juga sampai pada alam insan kamil lagi, sempurna akan keadaanya, yang berasal dari kodrat-ku. Apabila telah mengetahui, sebaiknya segeralah menata dan bersiap seperti yang disebutkan dibawah ini : Menyilangkan kedua tangan didepan dada, jari-jari tangan dikaitkan satu dengan lainya seperti posisi menyembah, meletakkan tepat ditengah-tengah dada, kedua kaki dengan posisi lurus, lutut sating bertemu rapat. Menatap ujung hidung hingga sampai dada, kemudian sampai pada puser, seperti sikap akan melakukan semedi. Mengambil nafas dari arah kiri , menuju sebelah kanan, kemudian dari sebelah kanan kembali kekiri. dikumpulkan sesaat, kemudian dari arah puser, dihirup kerah atas secara perlahan-lahan, sampai tertata di bagian Baitul Mukharam, yaitu bagian dada, jangan sampai tumpang tindih dalam mengambil nafas, tan nafas, anpas, nupus. a. Nafas itu adalah talinya mayat berada pada jari hati, artinya akar dari keadaan hati menjadi angin yang keluar begitu saja. b. Tan napas itu adalah talinya hati berada dipuser keeberadaannya menjadi angin yang masuk saja. c. Anpas itu adalah, talinya ruh berada pada jantung keberadaannya menjadi angin yang berada didalam saja. d. Nupus itu adalah, talinya rahasia keberadaannya ada didalam hati yang berwama putih, yaitu yang berada diakar jantung, keberadaannya menjadi angin yang meliputi keseluruhan jasmani serta rohani. Apabila telah berkumpul menjadi satu, nafas, tan nafas, anpas, nupus, kemudian akan ditarik keatas secara perlahan, dan berdiam pada maligenya Baitul Makmur, yaitu terdapat kepala, tercipta men adi nukat ghaib. 4. Memejamkan mata secara perlahan, mengatupkan mulut dan bibir, lidah tertekuk keatas langit-langit mulut, gigi dengan gigi terkatup, disitulah berusaha untuk mengheningkan cipta, dan kemudian berpasrah diri, memohon dengan memelas pada Dzat Yang Maha Kuasa. Apabila sudah demikian adanya, daun dari kayu sajaratil muntaha, gunung tursina roboh, yang berarti bahwa telinga tak mendengar apapun, disitulah datangnya cahaya dari keinginan yang terdiri atas empat, yang pertama adalah cahaya hitam, kemudian cahaya merah, kemudian cahaya dari pramana, warna cahaya yang lain datangnya bersama-sama dan terbentang seperti hitam, merah, hijau, kuning, putih bersama-sama meliputi di dalam Dzat keraton. Tetapi keseluruhan warna tersebut sesungguhnya bukanlah keraton yang ditata dan diciptakan oleh Yang Maha Mulia. Oleh karena itu sebelumnya telah kedatangan cahaya tersebut. Haruslah merata cahaya yang asli dan yang berasal dari satu, telah disempurnakan dari kodrat-Nya. Sehingga jangan sampai terbebani oleh banyaknya cahaya. Dibawah ini adalah hal-hal yang memberatkan : Cahaya hitam berasal dari nafsu keinginan hati, terlihat dari cahaya merah, cahaya merah berasal dari nafsu amarah, terlihat dari cahaya yang kuning, cahaya kuning berasal dari nafsu supiyah, terlihat dari cahaya yang putih, cahaya putih berasal dari nafsu mutmainah, terlihat cahaya yang berasal dari luar dan berasal dari pramana (waspada), terlihat pada Dzat cahaya-ku, yang bening memancar dengan terangnya, tidak dapatlah terlihat apa-apa, semuanya tertutupi oleh Dzat-Ku yaitu kodrat-Ku. Sesudahnya demikian, menerapkan, selanjutnya menerapkan seperti yang tersebut dibawah ini : Berkumpulnya hamba dan Tuhan Aku adalah Dzat Tuhan yang besifat tunggal atau satu, yang meliputi di dalam hamba-Ku, satu didalam kebersamaan, sempurnalah dari kodrat-Ku. Menyucikan Aku adalah Dzat yang maha suci, yang bersifat kekal, yang berkehendak dan berkuasa atas seluruh kejadian,yang sempuma dari bahaya, selamat dan sejahtera atas kesejatian-Ku, tidak ada yang bisa melawan kodrat-Ku. Merakit Aku adalah Dzat Yang Maha Luhur, yang berkedudukan sebagai Ratu Agung, yang berkuasa dan berkehendak menjadikannya keraton-Ku. Yang Maha Agung lagi Maha Mulya, Aku berada dalam kesempurnaan didalam hidup-Ku, lengkap seluruh perabot-Ku, tidak ada yang kekurangan bagi-Ku, tergelarlah seluruh ciptaan-Ku, ada dan tercipta apa yang menjadi kehendak-Ku, datang dengan kehendak-Ku, dari kodrat-Ku. Melepaskan Hanyalah jasad atau badan saja yang tertinggal nantinya di dunia ini, apabila telah tiba masa kiamat dari Yang Maha Mulya, bulu, kulit, daging, darah, tulang, sungsum dan lain sebagainya tadi yang berasal dari cahaya akan kembali menjadi cahaya, sempurna kembali kepada-Ku lagi, itulah kodrat-Ku. Menarik Ragaku dari bawah sampai atas, semuanya akan kembali kepada jaman dan alamnya masing-masing, yaitu kepada kesucian dan kemuliaan yang sempurna seperti-Ku. Membereskan Aku jadikan didalam alam dunia ini, dengan seluruh isinya, apabila telah sampai pada waktunya untuk-Ku ambil kembali, menjadi mulia dan bersatu kembali, tiada kekuatan yang dapat melawan kodrat-Ku. Menjabarkan Tidak ada yang tertinggal satupun dari dunia ini, semoga semua menemukan kebahagiaan, kaya tidak ada yang merasa kekurangan, semoga selamat dan bahagia dari bawah sampai atas. Memasang kamayan (pengasihan) Sebanyak- banyaknya semua perintah-Ku, yang sudah terdahulu, yang sudah mendengar, saling mengasihi, dari kodrat-Ku. Memasang kamayang (kebencian) Sebanyak-banyaknya makhluk ciptaan-ku, yang tidak mengindahkan aturan-aturan-ku. Disitu kemudian nafas dikelurkan melalui hidung secara perlahan, jangan sampai tergesa-gesa, kemudian berpasrah diri kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Didalam menjalankan perintah Yang Maha Kuasa tersebut, apabila dirangkum menjadi satu, ada keterangan nya, sejak mengambil nafas hanya ada satu saja, demikian yang bisa dijalankan ada dibawah ini keterangannya : Setelah mengalirnya cahaya semua, bersama-sama diliputi oleh Dzat-Ku, yaitu Allah Yang Maha Esa, yaitu Dzat Yang Maha Suci dan besifat langgeng, yaitu Dzat Yang Maha Luhur, berkedudukan sebagai Ratu Agung, yang berkuasa dan berkehendak, yang berkuasa atas melebur jasad hamba-Nya, menarik jasad, melebur alam semesta dengan isinya, tidak menyisakan satupun isi dunia, semua itu adalah kehendak-Ku yang harus terjadi, dan semuanya sudah menjadi kodrat-Ku. Adapun lepasnya didalam menarik nafas tadi, apabila kita selalu teringat akan cipta sa ja, penerapannya semua itu telah cukup di jelaskan diatas. sebab dalam jaman karamatullah, dikemudian nantinya waktunya makam yabah artinya adalah tempat untuk menerima, seperti halnya wa jah. mudah inilah Dzat dari hamba, sedangkan wa jah adalah Dzat gusti yang bersifat kekal. Apabila telah menjadi satu, nafas, tan nafas, anfas, nufus tadi, kemudian menarik keatas secara perlahan-lahan, diam sesaat ditata di dalam tata malige Baitul Makmur, yaitu kepala, disitu tercipta menjadi nukat gaib, artinya adalah saliring jasmani , tercipta aluluh menjadi air, kemudian tercipta aluyud menjadi nyawa, kemudian tercipta alenyep menjadi rahasia, kemudian tercipta alayad menjadi cahaya yang terang tidak ada bayangan, di keadaan kita yang sejati. Apabila telah demikian, darah yang kita miliki kemudian terasa membalik seluruh badan, menjadikan mata kita kabur, telinga terasa berdengung, hidung tersumbat, lidah terasa kelu. Pada akhirnya nanti mengakibatkan cahaya badan kita suram, suara hilang, tidak dapat melihat, mendengar, mencium, merasakan. Hanyalah tersisa cipta semata, sebab telah diambil dan dibereskan dengan adanya tatanan syareat, tarekat, hakhekat, makrifat. Syareat itu adalah perjalanan badan kita, keberadaan nya ada di mulut kita, tarekat perjalanannya ada dihati kita keberadaannya berada dihidung, hakhekat perjalanan nyawa keberadaannya ada di telinga, makrifat perjalanan dari rahasia keberadaannya ada di mata. Maka sesungguhnya syareat adalah mulut, tarekat hidung, hakhekat telinga, makrifat mata. Adapun yang diambil pertama kali adalah pengelihatan mata kita, diumpamakan dengan bayangan yang ada pada cermin atau keringnya air zamzam, kemudian adalah pendengaran dari telinga, diumpamakan gugurnya daun sajaratil muntaha, ataupun lepasnya hajar aswad, selanjutnya adalah indera membau hidung kita, diumpamakan meletusnya gunung ikrap seperti gempa bumi, selanjutnya adalah perasa dari indera pengecap, diumpamakan jebolnya jembatan siratal mustaqim, atau rusaknya kakbattulah. Disitu kemudian terasa nikmat dari seluruh badan, melebihi nikmat dari segala rahasia. Sebab sejak terbukanya hijab dari Allah, waktunya adalah ketika hilangnya rahasia. Selanjutnya terlihatlah jaman karamattullah, merasakannya didalam alam adam. Datangnya sebanyak banyaknya cahaya, yang meliputi seluruh Dzat yang ada di keraton. pada waktu itu hanya ada keharusan akhir dan tekatnya seperti aksara alip yang merupakan tanda dalam tulisan arab, berbunyi : a, i, u, yang artinya adalah aku ini hidup. Kemudian menciptakan rasa gila asmara atau kecintaan pada semua Dzat. Seharusnya jangan sampai teringat dikala kita sudah sampai pada akhirnya dengan kata lain terlambat pada akhirnya. Inilah wirid yang disebutkan dalam bab 4 : lni adalah wirid yang menjadi pembukanya ilmu makrifat kesejatiannya hidup, yang jelas dan nyata dalam asal muasal dan tujuan akhir nantinya, kemuliaan keadaan yang sejati yang berasal dari dalil apa yang difirmankan Allah dikala itu berdasarkan musyawarah, bersama-sama, berada digunung nglawet. Pada saat itu pelajaran diberikan oleh Nabi Muhammad kepada Sayidina Ali, serta kumpulan para nabi seluruhnya. Oleh karenanya sebagian besar tempat yang terdekat dengan gunung nglawet, bersama-sama tunduk sehingga mendengarkan pembabahasan rahasia gaib kehidupan yang sejati. Pada jaman terdahulu telah dapat dilihat oleh para Wali Allah di Tanah Jawa. Pada masa kemudian diterangkan semuanya kehidupan yang sejati, supaya dapat diketahui kematian nantinya, serta kemuliaan keadaan jati (sesungguhnya), didalam jaman yang kekal abadi, jangan sampai nantinya dikuasai oleh rasa penasaran. seperti dibawah inilah keterangannya : Yang pertama; Yang kedua; Yang ketiga; Yang keempat; Yang kelima; Yang keenam; Yang ketujuh; Yang kedelapan Inilah pengetahuan anamas Allah, mati yang empat perkara. Seperti yang ada dibawah ini : Yang pertama adalah mati nafsu atau keinginannya, seperti apa yang dikatakan oleh Allah Swt, artinya seluruh keinginan atau nafsu juga merasakan kematian; Yang kedua, adalah mati ruhnya, seperti apa yang dikatakan Allah Swt, artinya yang mati adalah imannya; Yang keempat adalah, diucapkannya dengan mulut pada waktu ini hendaknya diketahui yang termasuk dalam kelompok khukmi, yang memiliki maksud khukum balaka, keterangannya seperti dibawah ini : a. Yang pertama sebab-sebabnya kematian; b. Yang kedua kedudukan kematian; c. Yang ketiga menemukan kematian; d. Yang keempat tempatnya kematian. Disitu harap ketahuilah, keempat perkara yang tersebut diatas adalah, terbukanya hal yang ghaib Dzat Yang Maha Suci, seperti dibawah ini : Jalannya kematian itu adalah hidayat dari Allah, kepada yang hidup dan berada pada manusia, jadi letaknya sudah tidak dapat dirubah oleh siapapun juga. Kedudukan kematian, adalah petunjuk dari Allah ta’ala, selamatnya keadaan sejati, artinya adalah mengetahui dengan pasti kesempurnaan asal muasal dan tujuan akhir. Menemukan dalam kematian, itu adalah tawakal, artinya selalu berpasrah diri pada Allah ta’ala, jika menemui kematian itu adalah iradat dari Allah SWT. Tempatnya kematian, itu berada pada kehendak-Nya, artinya itu adalah Dzat yang bersifat tunggal. Demikian hendaknya jangan diselewengkan, masalah syahadat tanpa iman, takbir tanpa tauhid, sakarat tanpa makrifat. Artinya syahadat tanapa iman ini adalah kenyataan, dalam satu kesatuan, adapun takbir tanpa tauhid nantinya hilangnya kesatuan, serta yang menjadi akhir adalah Dzat Allah itu kenyataannya adalah satu, atau dengan kata lain rasa yang dimilki oleh Allah adalah satu, itu apabila telah merasuk dalam sifat-Nya, yaitu telah sempurnanya sukma atau jiwa. lni adalah pratingkah dari sifatnya ruh. Yang pertama adalah berasal dari badan, dari dalam demikian doanya : layukkriyula ilullah maka terlepaslah ruh itu tidak dapat langsung dan terhenti di lutut, doanya illullah maka terlepaslah lagi ruh itu dan tidak dapat langsung dan terhenti di wudu, doanya: la mujudwun illullah, maka terlepaslah ruh itu dan tidak dapat langsung atau terhenti di hati, doanya: yaa u illullah, maka terlepaslah lagi ruh itu terhenti dan tidak langsung dimata, doanya dengan mengucap nyawa itu masih pergi dari badan, wallahu aklam yang disebutkan dibawah ini adalah untuk diketahui keadaan yang sesungguhnya, ada enam hal seperti inilah keterangannya : Yang pertama, terlihatnya jaman penciptaan keadaan yang sejati, warnanya hitam. artinya adalah jaman yang hilang dan berasal dari diri pribadi, tetapi apabila ada salah satunya terlewatkan, disitulah dikuasai akan rasa penasaran. Yang kedua melihat warna merah , artinya masih dalam pengerjaan yang samar-samar. Yang ketiga adalah melihat warna, artinya merencanakan nyanyamur yang sejati, apabila tergesa-gesa dalam pengelihatan, maka juga dalam pengerjaannya menjadi tidak terarah; Yang keempat, melihat warna tangan, artinya adalah warna cahaya putih, semuanya telah terkumpul menjadi satu, bercahaya gemerlap, pada keadaan yang sejati. Sempurna jelas tidak kekurangan suatu apapun, yaitu bukanlah kesejatian yang sama-sama digabungkan oleh keadaan jati (sesungguhnya), dengan bahasa lain sudah di jabarkan oleh ajaran para wali Allah. Tetapi masih jauh dari kesamaan pelajaran rahasia ilmu gaib, disitulah melaksanakan yang telah disebutkan pada keadaan seluruh badan. Padahal mengimani adalah mempercayai, yang dipercayai adalah kodrat, artinya adalah kodrat Yang Maha Kuasa. Tauhid, artinya hanya satu, yaitu pasrah atas irodat-Nya, artinya maksud dari irodat. Makrifat, artinya ilmu pandangan tentang sifat Tuhan. Islam artinya yang telah selamat pada keadaan yang sebenamya. Yang kelima, terlihat secara samar kenyataan warna, artinya yaitu kenyataan dalam kebersatuan-Ku terhadap keadaan yang sebenar-benarnya. Jadilah hal ghaib menjelma kembali pada jiwa-Ku, oleh karenanya dengan kata lain ini telah diterangkan dengan sifat ke-Esaan-Ku, keadaan yang mulia, juga tanpa batas selama-lamanya. Seperti inilah gambamya : Yang keenam, lengkaplah ajarannya para wali Allah, yang telah menerima anugerah dari Allah ta’ala. Ajaran yang telah diketahui sebelumnya oleh para wali di Tanah Jawa, yang menunjukkan keraton yang agung, yaitu didapat atas petunjuk, diterima pada telinga sebelah kiri. Demikian gambarnya keraton tempatnya hilangnya jasmaniah secara nyata dengan memanjatkan doa: hu artinya menyebut asma Allah. Pada akhirnya melaksanakan aturan-aturan satu- persatu, agar dapat sepaham dengan apa yang telah di jabarkan dalam wirid, yang berasal dari ajarannya para guru yang telah ada didalam bab 5 wirid. sehingga tidak khawatir ataupun was-was dalam pengetahuannya. Dengan kemudian diterangkan murid yang tidak bisa menerima, yang telah disebutkan diatas semuanya. Hal ini menjadikannya tidak diperbolehkan untuk menjalankan dalam kehidupannya. Seperti dibawah ini adalah keterangannya : Gila; Mempunyai penyakit ayan; Kedhengdheng; Sakit jiwa; Hilang akal. Kemudian keterangan mengenai ajaran yang di sampaikan oleh para guru satu persatu, inilah penjabarannya rahasia ilmu yang telah diajarkan bermacam-macam. Semuanya dijadiakan urut-urutan dalam kiasan-kiasan yang berasal dari dalil atau firman Allah Yang Maha Suci, yang diperintahkan pada Kanjeng Nabi Muhammad saw yang tersebut dibawah ini : Ada ajarannya guru yang menjelaskan rahasia ilmu bisikan atau ilham adanya Dzat, kiasan-kiasan dari dalil yang pertama; Ada ajaranya guru yang menjelaskan rahasianya ilmu uraian tentang keadaan Dzat, kiasan-kiasan dari dalil yang kedua; Ada ajaranya guru yang men jelaskan rahasianya ilmu paparan tentang keadaan zat, kiasan-kiasan dari datil yang ketiga; Ada ajaranya guru yang menjelaskan rahasianya ilmu kesejatian atau kenyataan keadaan kiasan-kiasan dari dalil yang keempat, ayat yang pertama membukanya tata kebahagiaan di dalam Baitul Makmur, kemudian ayat yang kedua membukanya tata kebahagiaan di dalam Baitul Mukhadas; Ada ajaranya guru yang menjelaskan rahasianya ilmu kekuatannya iman yang membuka sahadat jati, atau berasal dari sasahidan. Adapun keadaanya semua itu, sama-sama saja. maka tingkatan dalam ilmu tadi tertata menjadi satu. Yang harus di sepakati keadaanya. Di Jawa tingkatannya adalah ilmu talak, dengan ilmu fatah, apabila menyimpang menjadi ilmu penitisan. Hal itu dengan dipadukan tempat atau keberadaan masing-masing. artinya ilmu talak itu ilmu yang mempercayakan keindahan, ada tujuh perkara : Ilmu sepi; Ilmu mungin; Ilmu mubin; Ilmu ahyan; Ilmu barayan; I lmu mahbut; Ilmu ghaibul guyub. Kesemuanya itu adalah keberadaannya, hanyalah alat untuk mewujudkan tingkatan-tingakatan dari kebaikanan. Yang menjadi penanda dan pengingat secara lahiriah atau yang tampak saja. Artinya ilmu patah tersebut adalah ilmu pengantar, banyaknya ada sembilan hal atau perkara : Ilmu makdum sarpin; Ilmu patariyah; Ilmu sirasab; Ilmu karajek; Ilmu majalis; Ilmu patakurrahman; Ilmu supi; Ilmu khapi; ilmu nakis bandiyah, juga biasa disebut ilmu nakis bandiyatulkhak. Semua itu cara yang dipakai malaekat untuk mewujud-kan, dan menjadi tanda sebagai badan halus, berada didunia saja. Tidak mufakat dengan rahasia ilmu kesempurnaan, apabila masih menyatu dengan tingkat ilmu yang sebenarnya. Apabila salah dalam mengartikan dan mengetahuinya, mungkin saja akan mendatangkan kebohongan. Kebohongan nantinya menjadikan pertengkaran dan perselisihan. Pertengkaran tersebut karena masih kekurangan, kekurangan itulah yang menjadikan kepanasan. Kepanasan mendatangkan saling berbantah dengan perdebatan. Berdebatpun yang didapat hanyalah saling berebut dalam pengetahuan dan kepandaian. Sehingga menyebabkan perselisihan atau pertengkaran. Oleh karena itu para cerdik pandai yang mengakhirinya menyatakan, walaupun dengan tanpa perdebatan tidak akan mendatangkan hati panas atau emosi pada akhirnya. Dengan hati lembut dan sopan santun memakai aturan maksud yang akan disampaikan jelas diterima dengan baik. Sedangkan apabila ada yang berniat membantahnya, semoga dapat dikalahkan saja jangnlah menjadi masalah dikemudian hari. Pada akhirnya akan berkurang, apabila memaksa dan mengejar-ngejar dengan berdalih masih kurang paham ataupun mengerti, demikian saja. Inilah yang namanya ungkapan ilmu khakekat, tidak termasuk didalam wirid. Hanyalah untuk diketahui bila ada pertanyaan dari orang kebanyakan. Yang berasal dari teka teki, seperti dibawah inilah keterangannya : Kuda berlari cepat dipandangan, artinya angan-angan; Kumbang terbang kelangit, atau kumbang mengaji di langit, artinya cipta; Mengambil api untuk penerangan, artinya nafsu atau kemauan hati; Mengambil air dengan pikulan, artinya persaan; Kerbau menyusu pada anaknya, artinya perasaan; Jung sumengkeng di bumi, artinya budi; Orang lumpuh mengelilingi dunia, artinya hanya angan- angan; Orang cebol menggapai rembulan, artinya hanya angan-angan; Orang bisu menyudahi pertengkaran, artinya budi; Katak menyelimuti lubangnya, artinya nyawa; Tanggal satu purnama, artinya ruh ilafi; Berkata-kata sekali jadi, artinya ruh jasmani; Dalamnya senapan atau bedil adalah orang-orang, artinya angen-angen; Punggungnya peluru, artinya angan-angan; Tapak kaki burung kuntul yang melayang, artinya angan-angan; Burung terbang suaranya melebihi langit, artinya angan-angan; Bunga tumbuh dilangit, artinya angan-angan; Ada kayu muncul dengan sendirinya, artinya rahasia; Pohon dunia, artinya rahasia; Cabang menu ju empat arah, artinya rahasia; Daun muda berpelangi, artinya wahyu; Bunga bintang, artinya cahaya; Kelopak bunga langit, artinya cahaya; Sari bintang yang besar dan berkilat, artinya cahaya; Buah matahari dan bulan, artinya cahaya; Berujung angkasa dan berpangkal bumi, artinya cahaya; Memancarnya sinar melawan hu jan, artinya cahaya; Berakar angin kilat dan petir, artinya cahaya; Gadis yang menangis dan tangisnya memenuhi dunia, artinya cahaya; Berdiri dipuncaknya gunung,dan berpegangan pada matahari dan rembulan artinya cahaya; Penjuru empat termasuk lautan yang kering, artinya cahaya; Raden roro hilangnya bersamaan dengan intan, artinya cahaya; Angin terbang dengan air, artinya cahaya; Ada suara tidak ada wujudnya, artinya Gusti atau Tuhan; Ada wujud tidak ada suaranya, artinya adalah manusia; Melayang terbang tanpa angin, artinya manusia; Tempat air atau jun berisi angin, artinya rasullullah; Tikar diisi dengan air, artinya Allah; Bergetar bersura didalam tabung bambu, Allah. Tamat wirid bab yang keempat Giliran peluru kecil, artinya gilirannya peluru kecil, yaitu mengibaratkan keindahan dari Dzat, meskipun tidak berarah dan bertempat, dimanapun keberadaannya sendiri sebenarnya itulah tempatnya. yang benar hanyalah bertempat pada Dzat hidup kita sendiri; Akarnya pohon pinang, artinya yaitu mengibaratkan keindahan sifat Dzat, meskipun sangat dahsyat, bukan laki-laki, bukan perempuan, dan juga bukan banci, seperti apa sebenarnya zat itu, yang benar hanyalah dimana ia bertempat yaitu pada hidupnya kita sendiri. Ada yang mengira bahwa akar pohon pinang itu, lubangnya hidung dari perkiraan kemungkinan juga keliru dalam mengetahuinya; Penghabisan langit yang terakhir, ayitu artinya mengibaratkan batas kekuasaan rahasia, sehingga sampai keadaan sifat kita; Api yang seperti kunang-kunang, kelihatan seperti lautan, artinya yaitu mengibaratkan seperti hawa nafsu, dan bertambahlah di dalam panca indera kita; Pohon kangkung, artinya yaitu mengibaratkan tempatnya jiwa, mengibaratkan tumbuhnya jiwa, yang menjalar sampai pada sifat kita; Burung terbang melebihi tingginya langit, artinya yaitu mengibaratkan kekuatan budi pekerti, menambah dan masuk pada afngal kita; Lautan yang penghabisan tanpa batas, artinya yaitu mengibaratkan batas sorotnya cahaya berkali-kali sampai pada keadaan sifat kita. Angin ketarik oleh perahu, artinya yaitu diibaratkan perjalanan nafas, keluar dari jagad atau alam dunia; Sarang angin, artinya yaitu ibaratnya tempat berdiamnya nafas, berada pada jantung, ada yang mengatakan sarangnya angin itu adalah rambut, kemungkinan diambil dari nasehat atau anjuran. Dunia ada didalamnya tanah, artinya yaitu ibarat dari wujud kita, yang berasal dari aturan dan dikemudian tertanam ditanah yaitu keberadaannya menjadi daging; Mengambil api untuk lampu penerangan atau api terbakar api, artinya yaitu mengibaratkan wujud kita yang berasal dari api lalu menjadi api dan keberadaannya menjadi nafsu keinginan; Angin tertiup angin, sama dengan angin ribut atau topan, artinya itu adalah ibaratnya wujud kita, yang berasal dari angin dan juga mengeluarkan angin; Mmengambil dan memikul air, atau air meminum air, sama dengan artinya air di dalam air, yaitu tempatnya darah; Matahari beijemur, keadaannya sama dengan cermin yang memuat matahari, artinya mengibaratkan cahaya berpakaian matahari atau matahari berada didalam cahaya, yaitu menjadi tempat dari jiwanya mata; Biji yang ada didalam pohon, atau pohon yang berada didalam biji, artinya yaitu mengibaratkan manusia berada di dalam Gusti atau Gusti yang berada di dalam diri manusia, dibahasakan meleburnya tulisan diatas papan tulis; Kakak dari yang sulung, adiknya dari yang bungsu, artinya yaitu mengibaratkan tingkatan insan kamil, pada saat sekarang turun kebawah pada akhir kemudian, sama juga artinya dengan dikemudian akan menjadi permulaan, adapun insan kamil tersebut tempatnya berada pada kehidupan sendiri. Kemudian dilanjutkan wirid yang disebut dalam bab lima. lni adalah wirid yang disebutkan pada Bab lima Inilah pembukaan wirid kehidupan yang sejati, yang dapat terus dipandang mata di dalam kesempurnaan asal muasal dan tujuan, kemuliaan keberadaan sejati, berasal dari dalil yaitu sabda Allah SWT, pada jaman dahulu yang telah diteropong terlebih dahulu oleh para wall, diwaktu selanjutnya akan dipaparkan semuanya, supaya bisa mengetahui yang namanya inti dari kejadian, sampai kepada kematian yang sempurna, seperti yang ada dibawah ini adalah keterangannya : Yang pertama adalah, terwujudnya inti dari kehidupan nantinya yang berasal dari sabda Allah SWT, seperti inilah gambarnya, gambar 1. Artinya adalah roh yang bemama rokhani bercampur dengan roh jasmani, dan ditambah dengan kodrat yang berasal Allah SWT. kemudian menetes jatuh di bumi yang suci, pada saat itu berada di dalam rahim, sedang berwujud seperti pada gambar 1 . GB 1 Gambar 1 Dalam waktu kira-kira satu bulan berwujud seperti gambar dua, yang berarti bahwa pada saat itu telah ditambahi yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, yaitu keadaan dibumi yang suci ini telah merasa takut atau khawatir. GB 2 Gambar 2 Dalam waktu kira-kira dua bulan kemudian berwu jud seperti gambar tiga, yang berarti telah ditambahi dari nabi muhammad saw: wama, maka dari itu ketika dibumi suci ini, telah dapat berkibas-kibas walaupun lemah, yaitu telah berwujud manusia dan telah berdenyut. GB 3 Gambar 3 Dalam waktu kira-kira tiga bulan, kemudian berwujud seperti gambar empat, dari Allah SWT bersabda kepada Nabi Muhammad SAW, mendapat tambah kulit, maka ketika pada saat itu ketika bumi suci sudah bisa bergerak, dengan tiba-tiba menjadi hamil, ini adalah kodrat dari Allah SWT. GB 4 Gambar 4 Dalam waktu kira-kira empat bulan kemudian berwujud seperti gambar lima, atas perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, ditambah dengan otot, maka pada saat itu ketika dibumi suci sudah dapat menggertak. GB 5 Gambar 5 Dalam waktu kira-kira lima bulan, kemudian berwujud seperti gambar enam, atas perintah Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW, ditambah dengan otot maka merasa lelap dan nyaman. GB 6 Gambar 6 Dalam waktu kira-kira enam bulan, kemudian berwujud seperti gambar tujuh, atas perintah Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW, ditambahi dengan; tulang, maka pada saat itu ketika berada di bumi suci, sudah dapat bergerak naik-turun, dan berputar di dalam rahim. GB 7 Gambar 7 Pada saat kira-kira tujuh bulan, kemudian berwujud seperti gambar delapan, atas perintah Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW, ditambah dengan rupa/wajah, kemudian ditambahi yang berasal dari kodrat Allah SWT seperti rambut, darah dan daging. GB 8 Gambar 8 Pada saat kira-kira delapan bulan, kemudian berwujud seperti gambar sembilan, atas perintah Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW, yaitu bersaudara empat dan yang kelima adalah pusat (keturunan), telah terpasang didalam perut jabang bayi, keterangannya seperti yang tersebut dibawah ini : Yang pertama adalah air ketuban; Yang kedua adalah wadah atau bungkus; Yang ketiga ari-ari; Yang keempat adalah darah. GB 9 Gambar 9 Adapun air ketuban tersebut diartikan sebagai khasiat, maka ketahuilah bahwa air ketuban adalah malaikat Jibril, wadah atau bungkus adalah malaikat Mikail, ari-ari adalah malaikat lsrofil dan darah adalah malaikat Ijro’il. Jibril tempatnya di kulit, Mikail tempatnya di tulang, lsrofil tempatnya di otot, Ijro’il tempatnya di daging, kesemuanya itu tadi menjadi akhir dan tetap teguh, sejahtera dan selamat, dan terlihat dari kodrat Allah SWT. Setelah masuk kira-kira sembilan bulan, kemudian telah berwujud seorang bayi, atas perintah Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW, yang berasal dari Allah SWT ada empat hal, yang telah terpasang secara otomatis dan berasal dari kodrat Allah SWT, seperti dibawah ini adalah keterangannya : Yang pertama adalah budi pekerti atau tingkah laku; Yang kedua adalah rahasia; Yang ketiga adalah pikiran; Yang keempat adalah kehidupan. Yaitu Nabi Muhammad SAW menambahi ambuh dengan memakai sahadat jati atau nyata yang berarti mantap. Arti sahadat jati yang sudah diketahui adalah Dzat Allah SWT agar sentosa di ketetapannya kepada-Nya, tidak boleh mengingkari sampai kematian datang. Perintah Allah SWT yang lain kepada Nabi Muhammad SAW adalah untuk mengatur malige di dalam hatinya manusia, di dalam jantung itu adalah budi pekerti atau tingkah laku didalam adalah jinem, didalam jinem adalah jiwa atau nyawa, di dalam nyawa adalah rahasia, di dalam rahasia itu adalah aku, tiada Tuhan selain Allah, wujud bayi seperti pada gambar sepuluh. kemudian terbukanya dan sudah menjadi kodrat Allah SWT, kekluar dari rahim dan segeralah tangis bayi memecah, itu sudah menjadi tanda awal mula hidup, itu dinamakan dengan jaman sangat mulia. Apabila ternyata ada juga bayi yang terlahir dari rahim, sampai pada usia sepuluh bulan, itu biasanya karena kesalahan dalam penghitungan bulan, pada saat itu mengeluarkan rahasia dengan kamanah, yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW, jangan bersama-sama dalam satu hitungan tahun, Dzat yang bagus nantinya menentukan lahirnya dari rahim ibu selama sembilan bulan, dan pada akhirnya akan mendatangkan hal yang terpuji, hanya Allah saja yang mengetauhi. Ini apabila bersama-sama untuk mengetahui tanggal sahadat, dan purnama sahadat, bulan mati sahadat, dan matinya sahadat. Adapun tanggalnya sahadat, itu artinya adanya manusia, dan ada di dalam keadaan manusia men jadi nyata karena kehendak Allah SWT. Adapun bulan purnama sahadat, itu artinya hati yang bening, artinya bening itu tidak ada wujudnya, keduanya adalah kehendak Allah SWT. yang meliputi keadaannya dua wujud tersebut. Adapun bulan mati sahadat, itu artinya roh yang sempurna, roh tersebut adalah rahasia Allah SWT. artinya tidak ada roh tersebut, hanyalah keberadaan Allah SWT. Jadi hilang keadaannya hanya satu-satunya, artinya adalah bulan mati masih ada pada jaman akhadiyat. Adapun matinya sahadat, itu adalah rahasia yang berasal dari Allah SWT. artinya mati itu tidak ada, yang dimaksud adalah matinya nafsu, hanya Allah SWT yang abadi atau kekal keberadaanya. Ini adalah sempurnanya jalan dengan lima hal, seperti yang tersebut dibawah ini : Yang pertama, sempurnanya niat; Yang kedua sempurnanya takbir; Yang ketiga sempurnanya sahadat; Yang keempat sempurnanya sekarat; Yang kelima sempurnanya hidup. Sempurnanya niat, itu artinya tanpa : mempunyai maksud lain yaitu hanyalah kepada-Ku, ditambah oleh sifat muridan, hilanglah maksudmu. Sempumanya takbir itu artinya, tidak memiliki maksud untuk pandangan yang lain, apabila demikian hilanglah penglihatan-Ku yang sejati. sempurnanya sahadat, itu artinya tanpa mempunyai maksud tertentu, hanyalah anugerah dari Allah SWT. Sempurnanya sekarat, itu artinya tidak akan ada kematian, kembali pada kesejatian hidup, ditambah oleh sifat yang kayun. sempurnanya hidup, itu artinya tidak ada yang menghidupi, tetapi Dzat-Ku adalah nyata, artinya Dzat itu adalah Aku. Oleh karena itu hendaklah diketahui, adanya manusia yang sempurna pada keadaan yang sejati adalah milik-Ku, yang pulang pada jamannya sendiri-sendiri, seperti dibawah ini hendaklah dicermati. Apabila telah lepas dari alamnya sendiri, itu artinya telah berwujud satu, maka dari itu lepaslah nyawa untuk kembali menghadap tanajul tarki, seperti disebutkan dibawah ini : Cahaya, turun kembali bercahaya terang benderang pada alam insan kamil. Budi, turun kembali pada alam A Rahasia, turun kembali pada alam misal. Wujud, turun kembali pada alam ar warna, turun kembali pada alam w Ambu, turun kembali pada alam wahdat. Angan-angan, turun kembali pada alam akadiyat. Hidup, turun kembali pada alam insan kamil, kembali sempurna terang kebijaksanaan, dari kodrat-Ku Inilah yang sempurna dalam alam kubur di dalamnya bumi suci, seperti yang tersebut dibawah ini : Kulit; Otak; Otot; Tulang; Rambut; Daging; Darah; Sumsum. Sedangkan keempat saudara, dan yang kelima adalah pusatnya, juga akan menjadi sempurna kembali pada bumi suci, seperti yang tersebut dibawah ini : Air ketuban; Wadah atau bungkus; Ari-ari; Darah; Pusat, Yaitu sudah kembali sempurna, kembali pada kodrat-Ku lagi, yang sempurna kembali pada keadaan Yang Maha Mulia, yang tidak memiliki wewangian, selama-lamanya yang hitam nyalanya merah, yang warana merah nyalanya kuning, yang kuning nyalanya putih, yang putih nyalanya hanya satu dalam Dzat Allah SWT. Kesemuanya memiliki arti sebagai berikut : kulit nyalanya daging, daging nyalanya darah, darah nyalanya tulang, tulang itu menyala akan hancur menjadi cahaya dan juga dengan sifat kewat, kewat itu nyalanya Aku, karena Aku adalah yang terdahulu hukumnya, adanya Aku itu hanyalah Dzat Allah semata. Setelah ditekan, terkubur dalam liang kubur dalam bumi suci, dalam wujudnya manusia memasuki hari ketiga seperti gambar nomor sebelas, artinya sedang dalam keadaan melepuh, bahkan ada yang hilang. GB10 Gambar. 11 Memasuki hari ketujuh seperti gambar nomor dua belas, artinya telah hilang wujud manusia yang selayaknya, ditambah lagi perutnya membesar dan pecah. GB11 Gambar 12 Memasuki hari keempat puluh seperti gambar nomor ketiga belas. GB12 Gambar 13 Memasuki hari ke seratus dinamakan pulan seperti gambar nomor empat belas. GB13 Gambar 14 Seperti gambar nomor lima belas adalah keadaan satu tahun pertama, GB14 Gambar 15 Gambar nomor enam belas adalah keadaan pada satu tahun kedua disini keadaan tulang-tulang sudah bersih. GB15 Gambar 16 Dalam seribu hari seperti pada gambar tujuh belas, artinya bahwa keseluruhan tulang yang ada sudah mengumpul menjadi satu, semua itu adalah kehendak Allah SWT. Wallahu Allam. GB16 Gambar 17 Semua itu keadaan yang sempurna yang berasal dari kodrat Dzat Yang Maha Mulia, sudah tidak ada rasa didalamnya, tinggalah nama Allah yang terpatri dan ditambah lagi apa yang dikatakan Allah SWT, yaitu berada dalam kodrat Dzat Yang Maha Suci. Sedangkan yang turun kepada alam istana atau keraton agung, seperti yang ada dibawah ini : Bisikan adanya Dzat. Penjabaran adanya Dzat. Pembabaran adanya Dzat. Penjabaran keadaan Dzat. Penjabaran ilmu kekuatan iman, membukanya sahadat jati, atau dari ilmu sasidan. Semuanya itu dapat ada terus-menerus pada alam istana atau keraton agung, karena Dzat Yang Maha Suci, karena dari perintah Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW, yang juga telah dipertntahkan pada sayidina ali, serta nasehat dan petun juk yang diberikan oleh guru, yang sudah jelas dan nyata kepada asal muasal, kemulyaan keadaan yang sejati. Seperti yang disebutkan seperti dibawah ini : Nafas. Tan nafas. Anpas. Nupus. Bawuring kaca wirangi. Roh jasmani. Roh rohani. Sareat. Tarekat. Hakekat. Ilmu pandangan atas sifat Allah. Kembali menjadi satu hal yang ghaib, dengan tiba tiba, sempurna dan menjadi terang benderang dalam pengertian, tidak ada kekurangan, tidak memilki rasa khawatir, didalam satu-satunya keberadaan kodrat-Ku. Maka semua itu tertata menjadi satu pada para wali Allah, oleh sebab itu janganlah menjadi tumpang tindih pengertian yang didapat. Hal itu disebutkan kembali oleh para guru dengan ajaran yang diberikan, janganlah menerima hanya sesaat tanpa bisa diterima sepenuhnya. Sejatinya ilmu tersebut jangan sampai dilakukan dengan berakhir hanyalah rasa penasaran saja. Apabila yang melaksanakan ilmu tersebut meninggal, para ahli waris atau yang ditinggalkan harus memohon petunjuk pada para ahli yang sudah nengetahui akan hukumnya, atau yang telah sempurna atas pengetahuan akan asal muasal (dari mana dan arah tujuan kemana), kemulyaan keadaan yang sejati. Kemampuan untuk dapat menjadi murid ada delapan perkara : Berhati-hati. Bertapa. Terlatih. Kuat Dewasa. Ingatan. Siap. Berperasaan Kemustahilan untuk menjadi murid : Gila; Buta; Tuli; Ayan; Bisu; Anak belum cukup umur; Orang tua yang telah pelupa. Pokok-pokok untuk menjadi murid ada delapan perkara : Meng-imankan atau mempercayainya, pantang apabila mendustakan/tidak mempercayainya. Memperlihatkan, pantang apabila menyembunyikannya. Memperhatikan, pantang apabila menyelewengkan. Menerangkan, pantang apabila mempersoalkan. Musyawarah, · pantang apabila hanya mengira-ira. Menerangkan, pantang apabila menyembunyikannya. Meluruskan, pantang apabila membesarkan. Menjalankan, pantang apabila berbantah atau menolak. Atau syarat-syarat itu ada empat perkara : yang pertama adalah hanyalah berserah pada maksud, yang kedua adalah suka akan hukum Allah yang ketiga adalah akan merasa, tanpa memiliki hakekat dengan sangat teristimewa sudah menerima. Yang keempat akan menerima apa yang menjadi cita- cita Allah SWT. inilah doa yang dipanjatkan apabila orang sekarat, atau untuk membisiki orang yang sedang sekarat, untuk membisikkan pada ayah atau ibu, anak, saudara atau istri/ suami dan lain-lain, yang agar supaya telah mendapat 5 malapetaka dari sekarat. Niat berfikir jernih/hening, masuk dalam badan yang jernih, tetaplah berada dalam angan-angan, selalu dan senantiasa jadikanlah Allah SWT berada dalam angan-angan untuk menguasai dan memperlakukan makhluk dengan kekuasan-Nya. Sedangkan dijaman karamattullah, berasal dari bisikan atau wangsit yang didapat oleh Sunan Kalijaga, demikian keterangannya : Apabila ada aral atau halangan kita haruslah sudah tahu, apabila tidak kita akan menjadi gila. Artinya batas-batas yang dipunyai oleh manusia dapat berubah atau lepas, yaitu akan menjadi pertanda saat naas atau apes manusia. Kenyataan didalam hukum Adam, terlihat pada perasaan, seperti yang ada dibawah ini. Yang pertama terlihat alam rohkiyah, artinya alam ini di dalam nyawa, keadaannya terang benderang tetapi bukan terang pada saat siang hari. Tiada kiblat arah yang pasti, utara, selatan, timur, barat, tengah dan atas. Disitulah terlihat lautan tanpa tepi, itulah tempat hati yang ditambahi oleh cahaya, otak. Ditengah lautan terdapat kebahagiaan asing dan semu, warnanya seperti pelangi yang cahayanya terang, ini adalah tempat jantung yang ditambah cahaya dari johar awal, yang meliputi jati dari hati dan menjadi isi dari badan, rasa sayang berada pada cipta yang terletak antara mata, penglihatan, pembau, perasa, merasakan dinamakan sifat muka, pengawasannya hanya menuntun kepada tanda tanda-Nya muka yang sejati. Yang kedua, setelah hilangnya alam rokhiyah. Terlihatlah alam siriyah, disitu datangnya cahaya empat wama : hitam, merah, kuning, putih itu adalah tempat dari budi. Yang mengeluarkan keberadaan nafsu empat perkara, yang akan menjadi bahaya atau halangan hati . terlihatnya berurutan satu persatu. Yang terlihat permulaan, dan merupakan pendahuluan adalah cahaya hitam. Ini adalah adanya nafsu keinginan hati. Ketika manusia hidup keinginan inilah yang menjadikan rasa mengantuk, lapar dan lain sebagainya. Tempatnya berada diperut, dan lahirnya keinginan dari mulut. Dalam cahaya hitam ini terjadilah seperti bermacam hewan sampai pada yang sifatnya melata. Semua harus mempercayai pada Tuhan, didalam kekuasaan bumi nafsu dinamakan alam keburukan. Artinya kelalaian, pada masa itu tempatnya lupa atau lalai, yang harus diingat janganlah curang dan masuk dalam cahaya hitam, apabila nanti dilain waktu menitis pada hewan sampai yang melata. Tidak berapa lama cahaya hitam akan hilang, segera saja terlihat cahaya merah. Itu adalah tempat nafsu amarah, suasana yang diciptakan dalam kehidupan menyebabkan angkara muraka atau mudah emosi, selalu marah-marah dan lain sebagainya. Letaknya ada di empedu, lahirnya dari telinga terjadinya berasal dari cahaya merah. Ditampakkan dengan tingkah laku kasar, kekuatannya seperti api yang menyala besar dan berkobar-kobar. Dialam nafsu ini dinamakan dengan alam jabarut, artinya sangat bengis, pada saat itu tempatnya kesulitan. Yang harus selalu diingat adalah janganlah berbuat curang. Apabila menitis pada hal yang kasar. Tidak berapa lama cahaya merah hilang, tidak berapa lama terlihat cahaya kuning. Itu adalah keadaan nafsu sufiah. suasanaya yang ditimbulkan masih sama yaitu rasa amarah tetapi berhubungan dengan kesenangan dan semacamnya. Tempatnya berada di limpa, lahirnya berasal dari mata . terjadinya dalam cahaya kuning. Akan menjadikan keberadaan seperti burung atau binatang yang bersayap jika teijadinya dalam cahaya kuning. Kekuatannya seperti angin lima musim besar. Didalam alam nafsu dinamakan alam lahut, artinya dapat bergeser dan berpindah pindah. Pada saat masih hidup berada diantara semua anggota badan. Cahaya kuning apabila menitis pada binatang bersayap atau burung. Tidak berapa lama cahaya kuning akan hilang, tidak berapa lama akan terlihat cahaya putih hidup yang menyebabkan kelebihan akan sifat-sifat yang utama. Seperti halnya menjalankan tirakat seperti tapa brata yang secara terus menerus, tidak hanya sesaat saja. Keberadaanya pada tulang, lahirnya dari hidung, terjadinya didalam cahaya putih. Terlihat seperti ikan dan binatang yang hidupnya di air. Ada di dalam lautan, kekuatannya seperti air bening nan jernih tiada asal. Di dalam alam nafsu dinamakan dengan alam malakut, artinya istana yang tersusun atas kehendak Yang Maha Mulia. didalam cahaya putih, apabila menitis pada ikan serta binatang yang hidup diair. Yang ketiga, setelah hilangnya alam siriyah, terlihat alam nuriyah. Artinya adalah alam cahaya, terangnya melebihi alam siriyah. Disitu datangnya cahaya luar dengan warna : hitam, merah, kuning, putih, hijau, terbentang bersama-sama dan tertinggal pada istana serta selaras semuanya. lni adalah tempatnya lima indera, yang ditambah dengan cahaya milik jiwa atau nyawa. Alamnya lima indera dinamakan dengan alam hidayat, artinya petunjuk. Maka menjadikan istana, tetapi bukanlah istana yang sejati. disusun oleh Allah SWT Tuhan Yang Maha Mulia, seperti : Istana yang disusun, terlihat cahaya hitam keberadaannya milik binatang atau hewan, sampai pada hewan yang melata. Istana yang disusun, terlihat cahaya merah keberadaannya milik sifat yang kaku, kasar dan cenderung brutal. lstana yang disusun terlihat cahaya kuning keberadaannya milik bangsa burung dan hewan bersayap. Istana yang disusun terlihat cahaya putih keberdaannya milik bangsa ikan dan binatang yang hidup di air. Istana yang tersusun terlihat cahaya hijau keberadaannya milik tumbuhan. Pada saat ini terdengar suara yang selalu mengingatkan akan kesejahteraan dan kesentosaan. Yang keempat, masih didalam alam nuriyah. Disitulah terlihat akan cahaya nuriyah, cahaya yang bening didalamnya terdapat cahaya yang menyala hanya satu berdiri agak sedikit besar. Memiliki sorot delapan warna : hitam, merah, kuning, putih, hijau, biru, ungu, merah muda. Terbentang bersama-sama terlihat seperti surga. Suasana sangat asri. lni adalah tempat keberadaan jiwa dinamakan dengan alam ngistsat, artinya rasa birahi. Adapun keberadaanya adalah rasa asmara dari suasana surga. Tetapi sejatinya bukanlah surga Yang Maha Suci. Keberadaannya adalah tempat yang nikmat ataupun manfaat dari belas kasih, yaitu tempat para dewa yang ada pada jiwa semua, seperti : Yang terlihat adalah seperti surga tetapi serba hitam legam dan mengkilat. Menyerupai mahkota bumi ini, tercipta dari kehinaan cipta. Apabila bertempat disitu kemungkinan menjadi jin hitam. Yang terlihat adalah seperti surga serba merah, terang seperti merah delima. Menyerupai pertapa yang tidak makan dan minum. lni akan menjadikan asal ke bohongan cipta. Apabila bertempat keberadaannya akan menjadi jin merah. Yang terlihat surga serba kuning, bersinar menyerupai intan. Juga akan menciptakan kebohongan. Keberadaannya menjadikan jin kuning. Yang terlihat surga serba putih bersih, menyerupai intan berlian. Disini akan menciptakan setianya cipta. Jika keberdaannya bertempat akan menjadi ratunya jin putih. Yang terlihat surga serba hijau. Menyerupai tempat yang ditutupi oleh bayangan atau semu. Terjadinya akan rasa sentosanya cipta. Apabila keberadaannya bertempat disitu menjadi ratunya hijau. Yang terlihat surga serba biru dan sudah bercampur intan berwarna biru. Berasal dari sesuatu yang ada dari cipta. Apabila keberadaannya bertempat menjadikan ratunya jin biru. Yang terlihat surga serba ungu, menyerupai bunga yang bersal dari cipta pesona. Apabila keberadaannya bertempat akan menjadi ratunya jin ungu. Yang terlihat surga serba merah muda, bercampur dan menyerupai warna merah muda. Terjadinya karena merubah daya cipta. Disaat inilah terciumlah aromanya, sebanyak suasana yang ada di istana. Bau harum menyebar semerbak seperti menggugah rasa. Apabila sudah merasakan, termasuk juga dalam surga penasaran. Yang kelima, setelah hilangnya alam nuriyah, terlihatlah alam uluhiyah. Artinya adalah alam Pangeran (Tuhan), terangnya melebihi terang pada alam nuriyah. disitulah terlihatnya cahaya memancar dan didalamnya cahaya terdapat bentuk yang menyerupai lebah berdiri di makam. Inilah warnanya jiwa. Yang ditambah dengan semua warna dari dunia kecil dengan isinya dan dunia besar tetapi hidupnya dari denyut nadi atau jantung dan rahasia. Di waktu itu datangnya malaekat, menyerupai bapak, ayah juga kakek serta seluruh saudara laki-laki satu keturunan, mengakui adanya utusan dari Dzat Yang Maha S Mereka ditugaskan untuk melakukan wirid kepada karamatullah. Sangatlah istimewa dan akan menjadikan keadaan sentosa serta akan diistimewakan, apabila telah mengamalkannya. Yang keenam, masih didalam alam uluhiyah, makin bertambah terangnya, disitu terlihatlah cahaya yang bersinar. Didalamnya cahaya yang menyerupai boneka atau anak-anakan seperti warna gading. Apabila dipandang seperti pancaran mutiara. Bukan perempuan, bukan pula laki-laki, juga bukan waria/banci berdiri dimakam yang kekal. Inilah jawa atau nyawa yang rahasia, yang memperlakukan dan menguasai seluruh alam. Tetapi hidupnya berasal dari roh atau nyawa pada waktu itu berdatangan bidadari, warna dari ibu, nenek dan seluruh saudara perempuan satu keturunan, mengakui adanya Dzat Yang Maha S Ditugaskan untuk melakukan wirid kepada karamattullah, sangatlah diistimewakan dan akan sentosa apabila telah mengimankan. Yang ketujuh, masih didalamnya alam uluhiyah. Terangnya menjadi-jadi disitu tidak terlihat apapun juga. Hanyalah cahaya yang gemilang tanpa ada bayangan. inilah Dzat yang berasal dari roh atau nyawa, yaitu Dzat yang tunggal, tanpa arah, tanpa tempat, tanpa warna, tanpa wujud, tidak ada ajal dan kekal. Yang memperlakukan dan menguasai alam seluruhnya yang berkuasa memerintahkan sekalian alam. Meliputi seluruh isi alam, berkuasa dan Maha S Hidup tidak ada yang menghidupkan, yaitu sejatinya Gusti Yang Maha Suci, Yang Agung dan besar akan Dzat-Nya. Yang bagus dan indah akan sifat-nya. Berada pada kehidupan kita masing-masing, disitulah antaranya bersatunya hamba dengan Gusti Tuhan Yang Maha Esa. Janganlah berprasangka dan khawatir lagi, diterima pada akhirnya nanti. Hamba berkewajiban mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan atas pengajaran para guru satu persatu. Perasaan hati telah lengkap walaupun kurang tidaklah banyak. Kecuali hanyalah hilang wanginya saja. Apabila bisa membau dengan baik, hamba belum dapat pengganti. Dipersilahkan menerapkan dan melaksanakan. Sedangkan petuahku, wirid ini tidak boleh diperlihatkan pada orang yang belum satu faham atau seilmu. Apabila nanti menimbulkan perdebatan atau perbedaan pendapat. Maka dari itu sekali lagi ingatlah yang menjadi pesanku, janganlah samapai berbeda pendapat. Semoga ini menjadi pemikiran dan perenungan yang dapat mewujudkan kenyatan dan kebenaran. tamat, wAllahhu alam. @@@ R.Ng. Ronggowarsito Raden Ngabehi Ronggowarsito terlahir dengan nama kecil Bagus Burhan pada hari Senin Legi tanggal 10 Tahun Be atau 15 Maret 1802 M Bulan Dulkaidah (Jawa) , Wuku Sungsang, Dewi Sri, Surukung Huwas, Musim Jita. Bagus adalah gelar kebangsawanan untuk keturunan yang ke tujuh, Burhan berarti bukti nyata. Bagus Burhan atau R. Ng. Ronggowarsito ini dikenal dengan sebutan R. Ng. Ronggowarsito III. Dari garis ayah ia keturunan ke 10 Sultan Hadiwijoyo, pendiri kerajaan Pajang. Dari pihak ibu, ia keturunan ke 13 Sultan Trenggono raja ketiga kerajaan Demak. Ia adalah putra sulung M. Ng. Pajangsworo atau M. Ng. Ronggowarsito II dengan Mas Ajeng Ronggowarsito, putri R. Ng. Sudiradirdja Gantang yang mahir dalam bidang seni, terutama sekar macapat “cengkok” lagu palaran (dari desa palar). Darah seninya mengalir baik dari pihak ayah maupun ibu. Dari pihak ayah, berasal dari neneknya yaitu R. Ng. Ronggowarsito I atau R. Ng. Yasadipuro II atau disebut juga R.T. Sastranegoro seorang pujangga Surakarta dengan pangkat Bupati Anom, juga nenek piutnya yang bernama R. Ng. Yasadipuro I adalah pujangga dengan pangkat Kliwon. sejak kecil Bagus Burhan sudah menampakkan bakat yang luar biasa. Sebelum R. Ng. Yasadipuro I (nenek piutnya) meninggal, ia meninggalkan pesan kepada R.T. Sastranegoro, bahwa Bagus Burhan akan menjadi : “.Pujangga penutup dari keraton Surakarta Hadiningrat”. Pada waktu masih kecil, Bagus Burhan diasuh oleh Ki Tanujaya, abdi R.T Sastronegoro yang paling setia. Ki Tanujayalah yang membentuk watak/ pribadi Bagus Burhan. Pada Tahun 1740 Jawa atau 1813 Masehi, ketika Bagus Burhan berusia 12 tahun, dikirimlah ia ke Panaraga untuk berguru dan belajar mengaji kepada Kyai Imam Besari di pondok Gebang Tinatar. Kanjeng Kyai Imam Besari adalah menantu Sri Paduka PB IV (1788 – 1820) dan juga teman seperguruan R.T. Sastronegoro, neneknda Bagus Burhan. Tanggung jawab selama berguru ke Panaraga sepenuhnya diserahkan ketangan Ki Tanujaya. Namun pada saat itu agaknya Bagus Burhan belum sepenuhnya berniat untuk berguru dan mengaji, sehingga ia tidak mendapat kemajuan apa-apa, bahkan sifatnya yang pemboros dan suka main judi dalam tempo kurang 1 Tahun bekal 500 reyal habis, bahkan 2 kudanyapun telah teRjual, sangat menyulitkan gurunya. Akibatnya Ki Tanujaya dan Bagus Burhan meninggalkan Gebang Tinatar menuju Desa Mara, tempat tinggal Ki Kasan Ngali, sepupu Ki Tanujaya. Menurut rencana dari situ mereka akan melanjutkan peRjalanan ke Kediri tempat tinggal Pangeran Adipati Cakraningrat. Atas petunjuk Ki Kasan Ngali mereka tidak jadi ke Kediri, karena Pangeran Adipati Cakraningrat akan ke Surakarta. Mereka berdua hanya menunggu di Madiun. Untuk menyambung hidupnya, mereka bejualan klitikan di pasar Madiun. Di sinilah Bagus Burhan bertemu dengan Raden Ajeng Gombak, Putri Pangeran Adipati Cakraningrat dari Kediri yang kelak akan menjadi istrinya. Pertemuan ini terjadi pada waktu Raden Ajeng Gombak akan membeli cincin yang dipakai oleh Bagus Burhan. Kyai Imam Besari telah melaporkan kepergian Bagus Burhan dan Ki Tanujaya kepada ayah dan nenek Bagus Burhan. Neneknya R.T. Sastranegara telah menyuruh Ki Jasana untuk mencarinya. Baru beberapa bulan mereka dapat bertemu dan diajak kembali ke Gebang Tinatar. Kenakalan Bagus Burhan belum berkurang, akhimya Kyai Imam Besari menasehati dengan hati-hati. Akhimya Bagus Burhan sadar, menyesal atas segala perbuatannya yang tidak terpuji. Dengan penuh kesadaran Bagus Burhan yang memiliki kemauan yang keras akhirnya berusaha dengan sekuat tenaga untuk menebus kesalahan-kesalahannya. Ia mulai memperhatikan sekelilingnya dan bertekad untuk berbuat kebaikan setingkat dengan kecakapan yang dimilikinya. Ia mulai prihatin dan mendapat bimbingan serta petunjuk dari Ki Tanujaya. Oleh Ki Tanujaya Bagus Burhan dibawa ke tempat yang jauh dari pergaulan manusia untuk bertapa. Bertapa adalah cara yang lazim dilakukan pada masa itu untuk mendapatakan suatu penerangan batin dan keteguhan iman. Karena kemauan yang keras itulah Bagus Burhan dapat melampaui teman-teman seperguruannya. Bahkan karena kemajuan yang sangat pesat, Oleh Kyai Imam Besari dikatakan bahwa Bagus Burhan telah mendapat ilham, yaitu penerangan batin dari Yang Maha Kuasa, akhirnya Bagus Burhan diangkat wali guru oleh Kyai Imam Besari. Setelah dirasa cukup, Bagus Burhan kembali ke Surakarta dan dididik langsung oleh neneknda R.T. Satronegoro. Pada tanggal 12 Mei 1815 atau 12 Jumadilakhir 1742, setelah Bagus Burhan dikhitankan, kemudian diserahkan kepada Panembahan Buminta (ayah angkat Raden Ajeng Gombak) untuk berguru dan mencari ilmu dalam bidang : JAYA KAWIJAYAN (kepandaian untuk menolak perbuatan jahat), kadigdayan (kekebalan), kagunan kanuragan (kecerdasan dan kesaktian). Jadi dalam hal ini pembentukan jiwa dan kepribadian Bagus Burhan mengalami tiga tingkatan : Pembentukan Jiwa Dasar Pembentukan cinta kasih dari Kyai Imam BesarI serta ditunjang oleh Ki Tanujaya, mengakibatkan Bagus Burhan berperasaan halus, tegas dan keras. Kyai Imam Besari adalah seorang rokhaniawan dan pendidik. Pembentukan Jiwa Sastra Pembentukan ini diberikan oleh neneknya sendiri R.T. Sastronegoro, seorang sastrawan yang berpengetahuan luas juga seorang pendidik. Sebagai seorang pendidik R.T. Sastronegoro terkenal dengan gubahannya “sasana sunu” dan “dasanama djarwa”. Pembentukan Rasa Harga Diri Didikan ini didapatkan dari Gusti Panembahan Buminta, sehingga Bagus Burhan mendapatkan pendidikan mental yang kuat, juga kekuatan batin terhadap gangguan jahat dari pihak luar. Karena pendidikan-pendidikan yang kuat dan ditambah dengan pengalaman-pengalaman semasa merantau ke Desa Ngadiluwih, Raga Jampi dan Tabanan Bali, Bagus Burhan menjadi dewasa jiwanya, siap menghadapi hidup di masyarakat luas dengan segala peristiwanya. Pada tanggal 28 oktober atau hari Senin Pahing tanggal 8 Sura Tahun Alip 1747, dengan sengkalan “amuji suci panditaning ratu”. Bagus Burhan diangkat menjadi abdi dalem Carik Kadipaten Anom dengan sebutan Rangga Pujangga Anom atau lazim disebut Mas Rangga Pajanganom. Berdasarkan etimologi / arti katanya ialah, Mas : gelar kebangsawanan untuk tingkat ke enam, Rangga : gelar untuk pangkat di bawah mantri atau di bawah Ngabehi, Pujangga Anom untuk memberi penghormatan, karena ia masih muda, tetapi sudah memiliki kepandaian setingkat dengan Pujangga/Pendeta. Dimasa kematangannya sebagai pujangga, Ronggowarsito dengan gamblang dan wijang mampu menuangkan suara jaman dalam serat-serat yang ditulisnya. Pada tahun itu juga Bagus Burhan atau Mas Rangga Pujangga Anom yang berumur 20 tahun melaksanakan perkawinannya dengan Raden Ajeng Gombak di Buminatan. Tiga puluh lima hari setelah perkawinan, keduanya berkunjung ke Kediri bersama-sama dengan Ki Tanujaya, sambil minta diri untuk pergi ke Surabaya dan Bali dengan berguru kepada Kyai Tunggulwulung di Ngadiluwih, Kyai Ajar Wirakanta di Raga Jampi dan Kyai Ajar Sidalaku di Tabanan Bali. Dari ketiga guru tersebut, Kyai Ajar Sidalaku lah yang banyak memberi kesan dan ujud ramalan serta kemukjijadan. Ia berhasil membawa catatan peringatan perjalanan serta kumpulan kropak-kropak dari Bali dan Kediri ke Surakarta. Pada Tahun 1822 Masehi atau 1749 Jawa, Mas Rangga Pajanganom diangkat menjadi mantri carik dengan gelar Mas Ngabehi Sarataka, dengan sengkalan: terus dadi panditaning ratu. Ketika terjadi perang Diponegoro yaitu pada jaman Sri Paduka PB IV (1823 – 1830). Mas Ngabehi Sarataka diberi tugas untuk menjaga Desa Nusupan dan mendapatkan kemenangan. Pada tanggal 13 Juni 1839 M atau tanggal 23 Besar Tahun 1757 Jawa, Mas Ngabehi Sarataka diangkat menjadi abdi dalem panewu carik Kadipaten Anom dengan gelar Raden NNgabehi Ronggowarsita selanjutnya ia tinggal di pasar kliwon. Arti nama Raden Ngabehi Ronggowarsito adalah, Raden : gelar untuk keturunan raja tingkat V atau piut wareng oleh karena itu pengangkatan Raden bagi beliau yang Merupakan keturunan ke sebelas merupakan anugerah yang telah disesuaikan dengan pangkatnya. Sedangkan Ronggowarsito, Warsito berarti ucap, petuah atau mencipta (Jawa: nganggit). Jadi Warsito dapat berarti pembicara, penilaian dalam bidang kepujanggan. Sejak itu ia terkenal sebagai ahli atau guru kesusasteraan Jawa. Ia mempunyai murid para bangsawan, bahkan juga bangsa Belanda, misalnya : CF. Winter, Jonas Portier, Dowing, Jansen dan lain-lain. Ada satu peristiwa ketika Ronggowarsito ditanya sahabatnya Winter yang orang Belanda mengenai kapankah penjajahan Belanda akan berakhir? Ia menjawab, Belanda akan hengkang ketika ada “ori” (sejenis bambu) yang berbuah padi gaga dan ketika ada patih yang wuda (telanjang). Jika dinalar jelas ramalan itu tidak masuk akal, bahkan sangat tidak mungkin akan terjadi. Namun ramalan itu menjadi kenyataan. Ori yang dimaksud bukan bambu melainkan nama seorang Gubernur Jenderal Belanda yang bernama Ori, sedangkan kata gaga, merupakan simbol anagaka 11 pada hitungan Jawa. Maksudnya tatkala Surakarta di bawah pemerintahan Paku Buwono XI. Sedangkan misteri patih telanjang terpecahkan ketika patih tersebut naik tahta, yakni Patih Jayengnegoro, yang dalam penulisan Jawa tak perlu diberi pakaian alias wuda. Boleh jadi pemikiran-pemikiran Ronggowarsito itu disebut nujum, namun terlepas dari semua itu, kekayaan idenya merupakan karya filsafat tingkat tinggi dan kedua bidang itu telah melebur satu sama lainnya, bisa jadi tulisan itu memiliki makna yang luas, seluas pemikiran penulisnya. Mungkin tak banyak karya sastra pujangga negeri ini yang begitu hebatnya sehingga banyak para pemimpin mengutipnya adalah serat kalatidha. Mereka banyak mengutip karena memiliki kepentingan tertentu. Dan bait ke tujuh dari 12 bait tembang sinom adalah yang paling sering dikutip. Ir. Soekarno mengucapkan kalimat yang sama pada saat meresmikan museum Radya Pustaka di Solo pada 11 November 1953. Ucapan ini ditujukan untuk kondisi Indonesia ketika itu. Gejolak dan perpecahan memang demikian hebat terasa saat itu, antara lain di Jawa Barat, Kalimantan dan Sulawesi. Lebih dari empat dasawarsa kemudian Soeharto kembali mengutip karya sastra itu saat merasa kewibawaan kekuasaannya mulai dirongrong. Ketika itu Soeharto mendapat perlakuan yang sepanjang karir tak pernah dialami, yaitu didemo oleh ratusan mahasiswa. Raden Ngabehi Ronggowarsito atau Bagus Burhan atau Mas Rangga Pujangga Anom atau Mas Ngabehi Sarataka diangkat men jadi Kliwon Kadipaten Anom dan sebagai pujangga kraton Surakarta Hadiningrat pada tanggal 14 september 1845 atau tanggal 12 Ruwah Tahun Jimawal 1773, yang ditandai dengan sengkalan “katon pandita sabdaning ratu”. Pada tanggal 3 Februari 1 852 R. Ng. Ronggowarsito menikah lagi dengan R.M. P Jayengmrujaya. Pada tanggal 19 desember 1848, Raden Ayu Ronggowarsito meninggal dan dimakamkan di Palar kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. Sedangkan R. Ng. Ronggowarsito sendiri wafat pada tanggal 24 Desember 1873 dalam usia 71 Tahun, dengan meninggalkan tiga orang istri : Putri R.M. Panji Jayeng Maijaya, Mas Ajeng Pujadewata, Mas Ajeng Maradewata. Sedang putra-putrinya adalah : R. Ajeng Sudinah, R. Ajeng Ranakusuma, R.M. Ranakusuma, R.M. Sembada, R.M. Sutamadan Rara Mumpuni. Bung Karno begitu menghormati sosok Ronggowarsito, hingga beliau memutuskan untuk membangun makam yang indah bagi sang pujangga. Berdiri di atas areal tanah seluas 1.000 meter persegi, tepatnya di Desa Palar, Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Bangunan makam merupakan perpaduan arsitektur joglo dan Islam. Sampai sekarang bangunan di Palar tersebut masih terawat dengan baik merupakan makam keluarga dan banyak diziarahi masyarakat dari berbagai daerah. Hasil karya beliau antara lain adalah : Babad Iteh, Babon Serat Pustaka Raja, Hidayat Jati, Mardawalagu, Parama Sastra, Purwakaning Serat Pawukon, Pustaka Raja, Rerepan Sekar Tengahan, Sejarah Pari Sawuli, Serat Iber-iber, Uran-uran Sekar Gambuh, Widya Pradana, Aji Darmo, Aji Darma-ajinirmala, Aji Pamasa, Budayana, Cakrawati, Cemporet, Darma Sarana dan Jaka Lodang. Demikianlah sedikit riwayat R. Ng. Ronggowarsito, pujangga besar dari keraton Surakarta, seorang yang telah banyak berkarya dengan meninggalkan nama harum. Untuk selalu mengenangnya nama beliau juga di jadikan nama museum Jawa Tengah. PENUTUP Perjalanan hidup merupakan ketentuan yang diciptakan Tuhan. Sesudah mencipta tingkatan hidup itu Tuhan berkenan mencipta mahligai zat yang diatur dalam Baitullah menjadi tiga keadaan yang disebut ajaran wirid yang bersisi ajaran tiga dunia beserta isinya yaitu : Baitulmakmur, sebagai tempat yang serba menyenangkan, Baitulharam, sebagai tempat yang bersih dari segala larangan Tuhan, Baitulmukadas, sebagai tempat untuk menyucikan diri. Sedangkan yang diizinkan mengajarkan wirid hanyalah delapan orang, yaitu Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Panggung, Sunan Majaagung, Sunan Pancuran, Sunan Cirebon, Seh Maulana Ibrahim Jatiswara, dan Sunan Kajenar. Ajaran wirid itu merupakan ajaran ilmu kesempumaan. Ilmu itu diajarkan setelah Sunan Kalijaga tiada, beliau moksa menjadi Waliullah Gaib. Ilham yang diterima Sultan Agung perihal berbagai kejadian orang mati, diberitahukan kepada kerabat Raja dan para ulama untuk dimusyawarahkan. Mereka yang diajak bermusyawarah ialah Panembahan Purubaya, Pangeran Juminah, Ratu Pekik (Surabaya), Panembahan Juru Kiting, Pangeran Kadilangu, Pangeran Kudus, Pangeran Tembayat, Pangeran Kajoran, Pangeran Wangga dan Penghulu Kategan. Perbuatan manusia dan akibatnya akan terlihat sesudah kematian. Jika orang semasa hidupnya banyak berbuat jahat atau dosa, maka nanti setelah mati akan tersesat. Sebaliknya, jika orang selama hidupnya berbuat baik, sabar, sopan dan sejenisnya, maka nanti setelah mati akan mendapatkan kemuliaan dan kesempurnaan, serta rohnya akan bersatu dengan zat Tuhan. Orang yang mendapatkan kemuliaan itu tergolong orang yang kuat imannya. Sunan Kalijaga berwasiat kepada anak cucunya bahwa ia tetap hidup abadi meskipun nanti musnah dari dunia. Hidup abadinya diperoleh karena ia memiliki ilmu kesempurnaan yang diberikan Tuhan kepadanya. Sunan Ampel berpesan bahwa siapapun yang ingin memiliki keistimewaan seperti para Nabi, para WalI, dan para ulama terkenal, agar mau melakukan tapa brata, diantaranya ialah menahan nafsu jahat, menahan sahwat, mencegah berbicara kotor, berpuasa, mengurangi tidur, dan bersemadi. Panembahan Purubaya menguraikan kewajiban guru dan murid sebagai jawaban pertanyaan Sultan Agung. Berdasarkan ilmu dan pengalaman yang diperolehnya, guru itu harus dapat dipercaya dan diteladani. Segala ilmu yang diberikan kepada muridnya harus benar paling tidak mendekati kebenaran, dan segala tingkah atau perbuatan guru harus baik sebab akan dicontoh oleh muridnya. Sebaliknya, murid harus selalu rajin dan taat. Ia harus ra in belajar, rajin berkarya, dan harus taat kepada nasehat gurunya. Itulah inti kewajiban guru dan murid yang diambilkan dari ajaran Sunan Kalijaga. Selanjutnya berhubungan dengan itu bahwa orang hidup di dunia harus selalu ingat kepada Tuhan dimanapun berada dan dalam keadaan bagaimanapun. Sebab jika lalai, orang akan mudah terpengaruh dan akan mudah melakukan perbuatan yang tidak terpuji, dan akhirnya akan menyesatkan dirinya sendiri. Sultan Agung menanyakan perbedaan antara ngraga sukma dan berdoa. Ahmad Kategan menjawabnya bahwa keduanya hampir sama hanya tujuannya yang berbeda. Ngraga sukma tujuannya mengetahui hakekat Tuhan, sedang berdoa bertujuan memohon kemurahan Tuhan. Namun keduanya harus dilakukan dengan hati yang benar benar ikhlas, menyucikan diri, niatnya bulat dan mantap, segala sifat keduniawian harus dihilangkan jauh-jauh, dan yang diharapkan hanyalah petunjuk dan kemurahan Tuhan. Berdasarkan ajaran para Wali, perjalanan hidup didunia dan di akhirat melalui tingkatan-tingakatan secara berturut turut seperti berikut : Sajaratulyakin, yaitu zat yang berada di alam gaib atau di alam akadiat. Nur Muhammad, yaitu cahaya hakiki berada di alam wadat, yang memberi sifat zat itu. Miratulhayati, yaitu rasa hakiki di dalam hati, berada di alam akadiat. Ruh Ilapi, yaitu ruh suci berasal dari Nur Muhammad, berada di alam arwah. Kandil, yaitu angan-angan hakiki, berada di alam misal. Darah, yaitu budi hakiki, berada di alam aj Kijab, yaitu keadaan makhluk hidup di dunia merupakan tirai yang amat besar. Aapabila semakin mendekatkan diri kepada Tuhan maka apa yang diinginkan dapat terkabul. Selanjutnya Sultan Agung berpesan pada yang hadir, bahwa mereka dianjurkan agar mengajarkan ilmu kesempurnaan yang dimilikinya kepada para Adipati dan pembesar kerajaan bersumberkan ajaran Al Quran, Hadis, Ijmak, dan Kiyas. —@@@—
Semoga bermanfaat!
About Piwulang Jawi
mengumpulkan karya sastra pujangga jawa yang terserak dibelantara dunia maya, menyimpan dan menyebarkan kembali untuk para pecinta budaya jawa
ConversionConversion EmoticonEmoticon