Bulan penuh perjuangan itu telah usai, meninggalkan berbagai hikmah yang harusnya membuat perjalanan kita menjadi lebih waspada.
Buah perjuangan itulah yang akan menjadi bekal menerobos hutan belantara kerumitan, menemukan goa gelap tersembunyi dimana raksasa bertahta.
Raksasa-raksasa itu harus di tundukkan, goa dan gunung itu harus di hancurkan lalu berlari cepat menuju samudera luas.
Yang luasnya membentang semesta..
Masuk kedalam.. terus menyelam tanpa ragu hingga ke dasar yang tak berbatas...
Seorang syaikh berdialog menjelang akhir usia bulan itu dengan bijak yang bestari.
Sementara sang salik berkhidmat berharap pencerahan,
Syekh : "Apa yang sedang kalian cari malam-malam begini duhai anakku?"
Salik : "Kami sedang mencari Lailatul Qadar ...dengan khalwat dan i'tikaf masyuk dalam dzikir..."
Syekh : "Sejak kapan kalian kehilangan malam-malam itu sehingga engkau sibuk mencarinya?
Salik : "Adakah petunjuk Guru ketika apa yang kami lakukan ini sia-sia..."
Syekh : "Aku tidak mengatakan itu sia-sia, sesungguhnya martabat tertinggi adalah jalan mujahadah, bukan hasilnya..."
Salik : "Lantas kenapa Guru mengatakan kesibukan kami sebagai bentuk kehilangan?"
Syekh : "Ya... karena malam itu turun seperti turunnya Kitabullah, Neraca keseimbangan semesta dan turunnya Logam Alhadid dari pecahan bintang di langit tentu melalui ragam peristiwa semesta...."
Salik : "Jika malam itu turun, lantas bolehkan aku tahu saatnya?"
Syekh : "Pantaskanlah dirimu sebagai wadah yang baik dan sebaik baiknya wadah, maka ia akan turun mengisimu dan selamanya meliputimu.... hingga setiap malammu adalah Lailatul Qadar "
~MALAM-MALAM TERAKHIR bag. II~
Qandiyas : "Jika malam itu turun (Lailatul Qadar) pada manusia-manusia yang pantas wadahnya, lantas bagaimana cara mu memantaskan diri ...duhai auliya?"
Syekh : "Khusyuk"
Qandiyas : "Apa itu khusyuk?"
Syekh : "hanya bagi yang Masyuk..."
Qandiyas : "Apa itu masyuk?"
Syekh : "Asyik... dan sayyid lebih faham itu...jadi jangan tanyakan lagi..."
MALAM-MALAM TERAKHIR bag III
Salik : "Kenapa tidak ayat-ayat Qadr melainkan kalimat turunnya Kitabullah, neraca keseimbangan dan Logam Alhadid yang Guru sampaikan pada Lailatul Qadar?
Syekh : "Ketahuilah seribu jalan menyingkap tabir hijab, semuanya saling terkait tidak terpisahkan, aku lebih memilih ini karena engkau akan mudah memahami..."
Salik : "silahkan Guru menyampaikan..."
Syekh : "Kitabullah turun dalam kebasahan lisanmu maka basahilah lisanmu dengan Kalamullah. Neraca itu tegakkanlah dengan adilnya zakat fitrahmu Maka malam itu layaknya besi yang turun dari langit... bertebaran diangkasa, hanya yang memiliki medan magnet saja yang akan dilekatinya... terhimpun pada jasad yang kosong melaui puasa-puasanya..."
Dan bulan mulia itu pun beranjak pergi.
Gegap gempitalah jiwa-jiwa yang terlahir kembali, sementara yang kosong tak berisi tetap ikut berpesa pora tanpa jeda.
Sungguh hari itu memang di gembirakan hati para hamba Nya.
Maka perhatikanlah saat tetua berujar, karena sungguh dalam pituturnya terlontar Nur-Nya yang dapat menerangi kegelapan jiwa.
Sungguh kegelapan jiwamu terjadi hanya karena cahaya itu tidak masuk dalam jiwamu, terhalang ribuan berhala yang penuh sesak dihatimu.
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan.``` *Ngaku Lepat.* ```
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.```
*Laku Papat.*
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.```
*Lebaran.* ```Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.```
*Luberan.* ```Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah.```
*Leburan.* ```Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.```
*Laburan.* ```Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.```
*FILOSOFI KUPAT - LEPET* *KUPAT* ```
Kenapa mesti dibungkus janur? Janur, diambil dari bahasa Arab``` *Ja'a nur* ```(telah datang cahaya ).
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur).```
*LEPET* ```Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat. Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.
Buah perjuangan itulah yang akan menjadi bekal menerobos hutan belantara kerumitan, menemukan goa gelap tersembunyi dimana raksasa bertahta.
Raksasa-raksasa itu harus di tundukkan, goa dan gunung itu harus di hancurkan lalu berlari cepat menuju samudera luas.
Yang luasnya membentang semesta..
Masuk kedalam.. terus menyelam tanpa ragu hingga ke dasar yang tak berbatas...
Seorang syaikh berdialog menjelang akhir usia bulan itu dengan bijak yang bestari.
Sementara sang salik berkhidmat berharap pencerahan,
Rahasia Malam Lailatul Qadar
~MALAM MALAM TERAKHIR~ Bag 1Syekh : "Apa yang sedang kalian cari malam-malam begini duhai anakku?"
Salik : "Kami sedang mencari Lailatul Qadar ...dengan khalwat dan i'tikaf masyuk dalam dzikir..."
Syekh : "Sejak kapan kalian kehilangan malam-malam itu sehingga engkau sibuk mencarinya?
Salik : "Adakah petunjuk Guru ketika apa yang kami lakukan ini sia-sia..."
Syekh : "Aku tidak mengatakan itu sia-sia, sesungguhnya martabat tertinggi adalah jalan mujahadah, bukan hasilnya..."
Salik : "Lantas kenapa Guru mengatakan kesibukan kami sebagai bentuk kehilangan?"
Syekh : "Ya... karena malam itu turun seperti turunnya Kitabullah, Neraca keseimbangan semesta dan turunnya Logam Alhadid dari pecahan bintang di langit tentu melalui ragam peristiwa semesta...."
Salik : "Jika malam itu turun, lantas bolehkan aku tahu saatnya?"
Syekh : "Pantaskanlah dirimu sebagai wadah yang baik dan sebaik baiknya wadah, maka ia akan turun mengisimu dan selamanya meliputimu.... hingga setiap malammu adalah Lailatul Qadar "
~MALAM-MALAM TERAKHIR bag. II~
Qandiyas : "Jika malam itu turun (Lailatul Qadar) pada manusia-manusia yang pantas wadahnya, lantas bagaimana cara mu memantaskan diri ...duhai auliya?"
Syekh : "Khusyuk"
Qandiyas : "Apa itu khusyuk?"
Syekh : "hanya bagi yang Masyuk..."
Qandiyas : "Apa itu masyuk?"
Syekh : "Asyik... dan sayyid lebih faham itu...jadi jangan tanyakan lagi..."
MALAM-MALAM TERAKHIR bag III
Salik : "Kenapa tidak ayat-ayat Qadr melainkan kalimat turunnya Kitabullah, neraca keseimbangan dan Logam Alhadid yang Guru sampaikan pada Lailatul Qadar?
Syekh : "Ketahuilah seribu jalan menyingkap tabir hijab, semuanya saling terkait tidak terpisahkan, aku lebih memilih ini karena engkau akan mudah memahami..."
Salik : "silahkan Guru menyampaikan..."
Syekh : "Kitabullah turun dalam kebasahan lisanmu maka basahilah lisanmu dengan Kalamullah. Neraca itu tegakkanlah dengan adilnya zakat fitrahmu Maka malam itu layaknya besi yang turun dari langit... bertebaran diangkasa, hanya yang memiliki medan magnet saja yang akan dilekatinya... terhimpun pada jasad yang kosong melaui puasa-puasanya..."
Filosofi Ketupat
Dan bulan mulia itu pun beranjak pergi.
Gegap gempitalah jiwa-jiwa yang terlahir kembali, sementara yang kosong tak berisi tetap ikut berpesa pora tanpa jeda.
Sungguh hari itu memang di gembirakan hati para hamba Nya.
Maka perhatikanlah saat tetua berujar, karena sungguh dalam pituturnya terlontar Nur-Nya yang dapat menerangi kegelapan jiwa.
Sungguh kegelapan jiwamu terjadi hanya karena cahaya itu tidak masuk dalam jiwamu, terhalang ribuan berhala yang penuh sesak dihatimu.
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan.``` *Ngaku Lepat.* ```
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.```
*Laku Papat.*
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.```
*Lebaran.* ```Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.```
*Luberan.* ```Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah.```
*Leburan.* ```Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.```
*Laburan.* ```Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.```
*FILOSOFI KUPAT - LEPET* *KUPAT* ```
Kenapa mesti dibungkus janur? Janur, diambil dari bahasa Arab``` *Ja'a nur* ```(telah datang cahaya ).
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur).```
*LEPET* ```Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat. Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.
ConversionConversion EmoticonEmoticon